Jakart (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat realisasi investasi Tiongkok di Indonesia pada 2015 mencapai 628 juta dolar AS atau tumbuh melampaui rata-rata realisasi selama lima tahun terakhir (2010-2014) yang sebesar 495 juta dolar AS.

Kepala BKPM Franky Sibarani melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta Senin mengatakan peningkatan realisasi investasi hingga 26 persen itu merupakan salah satu indikator penetrasi investasi yang dilakukan oleh investor negeri tirai bambu ini.

"Periode 2010-2014, nilai investasi yang masuk dari Tiongkok mencapai 1,5 miliar dolar AS. Angka ini bila dirata-rata hanya 495 juta dolar AS, bila dibandingkan dengan periode 2015, angkanya meningkat 26 persen menjadi 628 juta dolar AS," katanya.

Menurut Franky, investor Tiongkok dikenal agresif dalam memperoleh informasi mengenai peluang-peluang investasi di Indonesia.

Dari laporan yang disampaikan oleh Marketing Officer BKPM ke Kepala BKPM, tercatat Tiongkok termasuk negara prioritas dengan interaksi investor yang cukup tinggi.

"Dari sisi komitmen investasi, komitmen investasi selama 2010-2014 mencapai 11 miliar dolar AS, sedangkan untuk tahun 2015 saja mencapai 22 miliar dolar AS," ungkapnya.

Sementara terkait komitmen investasi, Tiongkok termasuk termasuk negara teratas yang mencatatkan nilai rencana investasi di Indonesia.

BKPM mencatat sepanjang tahun 2015, pengajuan izin prinsip dari Tiongkok yang masuk ke BKPM mencapai angka Rp277 triliun.

Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura sebesar Rp203 triliun dan Jepang sebesar Rp100 triliun.

Tiongkok merupakan salah satu negara prioritas BKPM pada 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.