Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 atau uang beredar dalam arti luas pada Januari 2016 mencapai 7,7 persen (year on year/YOY).

Berdasarkan Data Uang Beredar yang dipublikasikan Bank Indonesia di Jakarta, Senin, posisi M2 pada akhir Januari 2016 sebesar Rp4.497,6 triliun atau tumbuh 7,7 persen (yoy) melambat dibanding Desember 2015 yang tumbuh 8,9 persen.

"Perlambatan bersumber dari melambatnya pertumbuhan uang kuasi atau simpanan berjangka dan tabungan, baik rupiah maupun valas, serta giro valas," tulis keterangan resmi Bank Indonesia.

Perlambatan pertumbuhan M2 juga dipengaruhi oleh laju pertumbuhan kredit yang pada Januari 2016 sebesar Rp4.009,4 triliun atau hanya tumbuh 9,3 persen dibanding Desember 2015 yang tumbuh 10,1 persen.

"Perlambatan pertumbuhan kredit terutama pada Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi," kata BI.

Berdasarkan komponen M2, uang kuasi pada Januari 2016 hanya tumbuh 6,2 persen atau sebesar Rp3,435,6 triliun, turun dibanding Desember 2015 sebesar 8,4 persen.

Adapun pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) pada Januari 2016 menunjukkan akselerasi.

M1 tumbuh sebesar 14 persen di Januari 2016 dari Desember 2015 yang sebesar 12 persen. Posisi M1 pada Januari 2016 tercatat Rp1.046,6 triliun. BI menyebut pertumbuhan itu karena akselerasi belanja pemerintah dalam APBN 2016.

Sementara, perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,9 persen. Perlambatan itu terutama terjadi pada DPK dalam valuta asing.

BI juga melaporkan suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan dan suku bunga kredit tidak berubah.

Pada Januari 2016, suku bunga simpanan berjangka 1,3,6,12 dan 24 masing-masing tercata sebesar 7,51 persen, 7,9 persen, 8,5 persen, 8,43 persen dan 9,06 persen, atau turun dibandingkan bulan sebelunnya yang masing-masing tercatat sebesar 7,6 persen, 7,99 persen, 8,54 persen, 8,47 persen dan 9,07 persen.

Suku bunga kredit pada Januari 2016 sebesar 12,83 persen sama dengan bulan sebelumnya.