Dubai (ANTARA News) - Sebuah kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda di Irak menyatakan, Jumat, mereka telah membunuh 18 polisi yang mereka culik di provinsi Diyala dan menyalahkan kematian aparat-aparat itu pada pemerintah Baghdad karena tidak menggubris tuntutan kelompok tersebut. "Negara Islam Irak telah memberi pemerintah (Perdana Menteri Nuri) al-Maliki waktu 24 jam untuk memenuhi tuntutan mereka bagi pembebasan 18 aparat kementerian dalam negeri yang ditangkap di Diyala," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di Internet dan dilansir AFP. "Namun pemerintah Maliki, seperti biasanya... tidak peduli dengan nyawa mereka... sehingga pengadilan Islam memerintahkan eksekusi terhadap orang-orang murtad itu... yang menganggap penumpahan darah dan kehormatan orang Sunni diizinkan," kata pernyataan itu, yang keabsahannya belum bisa dikonfirmasi. Kelompok itu mengatakan bahwa sebuah rekaman video yang menunjukan para polisi itu dibunuh akan segera dikeluarkan. Pasukan keamanan Irak hari Jumat menemukan 11 mayat rekan-rekan mereka yang dibunuh di kota bergolak Arab Sunni Baquba di provinsi Diyala, setelah Al-Qaeda mengancam akan membunuh polisi-polisi yang disandera sebagai pembalasan atas pemerkosaan seorang wanita Sunni. Sebelumnya, sebuah aliansi kelompok bersenjata Sunni di Irak yang dipimpin Al-Qaeda memasang gambar-gambar di Internet yang katanya menunjukkan 18 aparat kementerian dalam negeri yang diculik di Diyala, beberapa diantaranya mengenakan seragam polisi. Walikota Khalis, kota tempat asal aparat-aparat yang dibunuh itu di provinsi Diyala, sebelah utara Baghdad, mengatakan, 11 mayat ditemukan di jalan. "Leher mereka digorok dan tangan mereka diikat," kata Uday al-Khadran.(*)