Jakarta (ANTARA News) - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkan kontrak baru pada tahun 2016 sebesar Rp25,1 triliun, meningkat dua kali lipat dibanding kontrak baru yang diraih pada 2015 sebesar Rp13,9 triliun.

"Perolehan kontrak baru 2016 diharapkan berasal dari kontribusi bisnis konstruksi sebesar 75 persen, EPC 6,9 persen, properti 8,6 persen dan manufaktur precast sebesar 9,4 persen," kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan, dalam keterangannya, Senin.

Sumber pendanaan kontrak baru Adhi Karya 2016, berasal dari proyek APBN 27,9 persen, APBD 9,3 persen, BUMN/D 25,7 persen dan proyek swasta/lainnya sebesar 37,1 persen.

Sedangkan dari tipe pekerjaan, target perolehan kontrak baru tersebut berasal dari pekerjaan gedung 45,3 persen, jalan dan jembatan 21,3 persen, dermaga 4,9 persen, dan infrastruktur lainnya 28,5 persen.

Total pendapatan usaha di tahun 2016 direncanakan sebesar Rp20,0 triliun yang diperoleh dari lini bisnis konstruksi sebesar 79 persen, properti 8 persen, precast 7 persen serta dari kontribusi EPC sebesar 6 persen.

Adapun laba bersih tahun 2016 ditargetkan mencapai Rp750 miliar dengan kontribusi divisi konstruksi, divisi EPS dan hotel sebesar 79 persen, dan dari anak perusahaan yakni PT Adhi Persada Properti (APP) sebesar 36 persen, PT Adhi Persada Gedung (APG) 12 persen, dan PT Adhi Persada Beton (APB) 11 persen.

Selama tahun 2016, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk investasi sebesar Rp1,1 triliun.

Capex 2016 terdiri atas investasi aset tetap Rp404,5 miliar dimana di dalamnya termasuk investasi aset tetap untuk bisnis hotel sebesar Rp280,0 miliar, dan penyertaan pada berbagai proyek investasi sebesar Rp750,0 miliar.

"Kami optimis kinerja perseroan terus meningkat, sejalan dengan rencana pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan meningkatnya anggaran infrastruktur di tahun mendatang," tegas Kiswordarman.