Plastik berbahan baku singkong alternatif bawa belanjaan
29 Februari 2016 17:25 WIB
Dokumentasi konsumen membawa barang yang telah dibeli menggunakan kantong plastik di salah satu mini market di Pasar baru, Jakarta, Minggu (21/2). Pemerintah mulai menguji coba penerapan kantong plastik berbayar di ritel modern secara serentak di 17 kota Indonesia dengan pembayaran Rp200 per kantong plastik. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Plastik berbahan baku singkong bisa dijadikan alternatif dalam membawa barang belanjaan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
"Di Tangerang, ada produsen plastik yang menggunakan bahan baku singkong. Saya rasa itu bisa dijadikan alternatif untuk membawa barang belanjaan," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian, Harjanto, di Jakarta, Senin.
Harjanto mengatakan, Kemenperin akan mendorong program plastik berbayar yang dicetuskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan beberapa cara.
Salah satunya adalah mendorong produksi dan penggunaan plastik yang mudah terurai atau biodegradable, di mana produksinya menggukan bahan baku yang mudah didapatkan di dalam negeri, seperti singkong.
Menurut Harjanto, plastik berbayar untuk menguragi limbah yang sulit terurai ini sudah diterapkan diberbagai negara maju di dunia, seperti Amerika dan Eropa.
Untuk itu, lanjutnya, ia menilai pengguanaan plastik berbahan dasar singkong, yang hanya tumbuh di negara-negara tropis seperti Indonesia bisa menjadi tren di dunia.
"Kalau kita bisa mendorong industri ke arah sana dan akhirnya menjadi trendsetter dunia kan bagus buat indonesia. Kualitas kekuatannya juga bagus dan tidak menggunakan teknologi tinggi. Kita arahkan ke sana," ujar Harjanto.
Terkait kualitas, Harjanto berupaya agar industri plastik biodegradabel yang ada mampu menjaga kualitasnya, agar dapat berfungsi sama baik dengan plastik pada umumnya.
"Di Tangerang, ada produsen plastik yang menggunakan bahan baku singkong. Saya rasa itu bisa dijadikan alternatif untuk membawa barang belanjaan," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian, Harjanto, di Jakarta, Senin.
Harjanto mengatakan, Kemenperin akan mendorong program plastik berbayar yang dicetuskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan beberapa cara.
Salah satunya adalah mendorong produksi dan penggunaan plastik yang mudah terurai atau biodegradable, di mana produksinya menggukan bahan baku yang mudah didapatkan di dalam negeri, seperti singkong.
Menurut Harjanto, plastik berbayar untuk menguragi limbah yang sulit terurai ini sudah diterapkan diberbagai negara maju di dunia, seperti Amerika dan Eropa.
Untuk itu, lanjutnya, ia menilai pengguanaan plastik berbahan dasar singkong, yang hanya tumbuh di negara-negara tropis seperti Indonesia bisa menjadi tren di dunia.
"Kalau kita bisa mendorong industri ke arah sana dan akhirnya menjadi trendsetter dunia kan bagus buat indonesia. Kualitas kekuatannya juga bagus dan tidak menggunakan teknologi tinggi. Kita arahkan ke sana," ujar Harjanto.
Terkait kualitas, Harjanto berupaya agar industri plastik biodegradabel yang ada mampu menjaga kualitasnya, agar dapat berfungsi sama baik dengan plastik pada umumnya.
Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: