Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad meminta bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu merevitalisasi Bank Pembangunan Daerah, yang selama ini kontribusinya terhadap perekonomian daerah masih minim.

"Kenapa bank BUMN? karena mereka punya jaringan yang luas ke daerah, dan mereka bisa melakukan sinergi (dengan BPD)," kata Muliaman dalam Dialog Nasional "Meningkatkan Peran Sektor Keuangan dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Daerah" di Jakarta, Senin.

Menurut Muliaman, peran BPD terhadap perekonomian daerah semakin menurun. Data terbaru, kata dia, menunjukkan pangsa pasar BPD terhadap pasar perbankan nasional hanya 9-10 persen.

Selain itum ujarnyam BPD kerap kalah bersaing dengan bank-bank umum. Padahal, sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk intermediasi perbankan di daerah, BPD seharusnya unggul guna berkontribusi menyalurkan pembiayaan ke masyarakat.

"Salah satunya karena persaingan. Daya saing mereka harus diperbaiki," katanya.

Bank BUMN perlu mendorong revitalisasi BPD dengan melakukan sinergi. Misalnya, bank BUMN dan BPD dapat bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang perbankan di daerah.

"Jika perbankan tidak dikelola oleh profesional, bukannya berkontribusi, nanti malah bisa menjadi sumber masalah bagi perekonomian," tuturnya.

Kemudian, kata Muliaman, bank-bank BUMN di daerah juga perlu bekerja sama dengan BPD untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi peran perbankan dalam kegiatan ekonomi daerah.

Muliaman menyoroti bahwa perekonomian daerah dalam beberapa kuartal terakhir menunjukkan perbaikan. Namun, di tengah perbaikan itu, pangsa pasar BPD justru memburuk.

"Maka itu kami akan buat program revitalisasi BPD. Tapi ini tidak lepas dari peran pemerintah daerah selaku pemegang saham," kata dia.

Muliaman mengaku sudah meminta kepada Menteri BUMN Rini Soemarno untuk mendorong bank BUMN agar merevitalisasi BPD.

"Bu Rini setuju (untuk BUMN revitalisasi BPD)," kata dia.

Sementara, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengatakan, peran BPD juga harus ditingkatkan, terutama untuk daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

"Keterbatasan modal di daerah akhirnya membuat sirkulasi manfaat ekonomi tdak berjalan," kata dia.

Marwan mengatakan, provinsi di kawasan timur Indonesia seperti Papua, hanya mendapat saluran kredit sebesar 0,57 persen dari total kredit nasional pada 2015.

"Ini tidak adil, DKI Jakarta dapatnya 32,01 persen. Jauh sekali," ujarnya.

Muliaman Hadad menekankan, untuk menjangkau daerah 3T, fungsi bank tanpa kantor yang sudah dimulai pada 2015 harus terus digencarkan.