Banjir di Gresik masih rendam tiga desa
28 Februari 2016 22:03 WIB
Ilustrasi--Petugas Damkar Kota Tangerang dengan menggunakan perahu karet membawa warga melewati banjir yang merendam kawasan Perumahan Total Persada, Tangerang, Banten, Jumat (26/2). Hujan deras yang mengguyur Tangerang seharian mengakibatkan sejumlah perumahan terendam banjir dan membuat akses jalan terputus. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Gresik (ANTARA News) - Banjir yang terjadi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur sejak Sabtu (27/2), hingga kini masih merendam tiga desa di wilayah itu yakni Desa Morowudi, Kecamatan Cerme, Desa Dungus, Kecamatan Cerme dan Desa Gading Watu, Kecamatan Menganti.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Abu Hassan, Minggu mengatakan ketinggian banjir di tiga desa itu bervariasi antara 20 centimeter hingga 40 centimeter.
Abu Hasan mengatakan untuk Desa Morowudi banjir akibat hujan deras itu merendam sebanyak 50 rumah dengan ketinggian air 40 centimeter, serta menggenangi akses Jalan Morowudi Cerme sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer dengan ketinggian air mencapai 60 centimeter, dan menggenangi area persawahan serta tambak.
Sedangkan Desa Dungus merendam 30 rumah dengan ketinggian air 20 centimeter, ditambah menggenangi jalan lingkungan desa dengan ketinggian air 60 centimeter, dan jalan poros desa juga terendam dengan ketinggian air 40 centimeter, ditambah menggenangi persawahan dan tambak.
Untuk Desa Gading Watu, kata Abu, banjir telah merendam 20 rumah dengan ketinggian air 40 centimeter, ditambah persawahan seluas 30 Hektare dengan ketinggian mencapai 70 centimeter.
"Tiga desa itu merupakan langganan banjir, dan berasal dari luapan anak sungai Kali Lamong yang melintas di tiga desa itu, ditambah adanya hujan lokal dengan intensitas tinggi sejak semalam membuat banjir di tiga desa itu tak surut-surut," katanya.
Saat ini kata Abu, BPBD Gresik telah berupaya terus koordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat yang terdampak, dan mendirikan tenda di titik terdekat untuk pemantauan perkembangan banjir.
Ia berharap, tidak kembali terjadi hujan dan meminta agar pemerintah provinsi maupun pusat melakukan normalisasi Kali Lamong, sehingga Gresik tak lagi terkena bencana banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Abu Hassan, Minggu mengatakan ketinggian banjir di tiga desa itu bervariasi antara 20 centimeter hingga 40 centimeter.
Abu Hasan mengatakan untuk Desa Morowudi banjir akibat hujan deras itu merendam sebanyak 50 rumah dengan ketinggian air 40 centimeter, serta menggenangi akses Jalan Morowudi Cerme sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer dengan ketinggian air mencapai 60 centimeter, dan menggenangi area persawahan serta tambak.
Sedangkan Desa Dungus merendam 30 rumah dengan ketinggian air 20 centimeter, ditambah menggenangi jalan lingkungan desa dengan ketinggian air 60 centimeter, dan jalan poros desa juga terendam dengan ketinggian air 40 centimeter, ditambah menggenangi persawahan dan tambak.
Untuk Desa Gading Watu, kata Abu, banjir telah merendam 20 rumah dengan ketinggian air 40 centimeter, ditambah persawahan seluas 30 Hektare dengan ketinggian mencapai 70 centimeter.
"Tiga desa itu merupakan langganan banjir, dan berasal dari luapan anak sungai Kali Lamong yang melintas di tiga desa itu, ditambah adanya hujan lokal dengan intensitas tinggi sejak semalam membuat banjir di tiga desa itu tak surut-surut," katanya.
Saat ini kata Abu, BPBD Gresik telah berupaya terus koordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat yang terdampak, dan mendirikan tenda di titik terdekat untuk pemantauan perkembangan banjir.
Ia berharap, tidak kembali terjadi hujan dan meminta agar pemerintah provinsi maupun pusat melakukan normalisasi Kali Lamong, sehingga Gresik tak lagi terkena bencana banjir.
Pewarta: Abdul Malik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: