BPBD Tangerang operasikan tiga pompa sedot banjir
28 Februari 2016 16:47 WIB
Petugas Pemadam Kebakaran Tangerang menggunakan perahu karet membawa warga melewati banjir yang merendam kawasan Perumahan Total Persada, Tangerang, Banten, Jumat (26/2). Banjir terjadi di Kabupaten dan Kota Tangerang sejak Jumat lalu. (ANTARA/Muhammad Iqbal)
Tangerang (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mengoperasikan tiga pompa untuk menyedot banjir di Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, karena ketinggian air mencapai 1,2 meter.
"Kami evakuasi sebanyak 120 warga mengunakan perahu karet milik BPBD ke lokasi aman dan tenda darurat," kata Camat Cikupa, Hendar Hermawan, di Tangerang, Minggu.
Hendar mengatakan, penduduk yang dievakuasi itu rumahnya dekat dengan saluran pembuang dan berdekatan dengan jalan tol Jakarta-Merak.
Upaya BPBD untuk menyedot air, menurut dia, agar lebih banjir cepat surut, terutama di Kampung Pasir Kalong yang letaknya lebih rendah.
Ia mengemukakan, rumah yang terendam kebanyakan tempat kontrakan yang dihuni oleh para pekerja pabrik dan keluarganya.
Bantuan pompa penyedot air, dikatakannya, juga datang dari pengelola jalan tol Jakarta-Merak untuk mengurangi banjir, agar tidak meluap ke jalan tol.
Banjir tersebut, menurut dia, akibat meluapnya Sungai Cisadane, Cimancuri dan Cirarap yang mengalir pada beberapa kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Teteng Jumara, mengatakan bahwa banjir merendam ribuan rumah warga yang tersebar pada 10 desa dengan ketinggian air 40 centimeter (cm) hingga 120 cm.
Ia mengatakan, warga yang rumahnya terendam sudah dievakusi ke lokasi aman ,seperti rumah ibadah dan sekolah.
Dalam catatan BPBD, wilayah yang terendam diantaranya Desa Kadu Agung dan Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa akibat meluap Sungai Cimanceuri.
Sedangkan, Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, merupakan wilayah terparah terkena banjir karena ketinggian air mencapai 120 cm merendam bangunan rumah penduduk.
Dia mengatakan, daerah lain yang terendam adalah Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa dan Desa Jengkol, Kecamatan Kresek, Perumahan Permata, Desa Gelam Jaya, Pasar Kemis, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rajeg.
Bahkan, menurut dia, air mengenangi rumah penduduk di Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, Desa Pagedangan Ilir, Kecamatan Kronjo.
"Kami evakuasi sebanyak 120 warga mengunakan perahu karet milik BPBD ke lokasi aman dan tenda darurat," kata Camat Cikupa, Hendar Hermawan, di Tangerang, Minggu.
Hendar mengatakan, penduduk yang dievakuasi itu rumahnya dekat dengan saluran pembuang dan berdekatan dengan jalan tol Jakarta-Merak.
Upaya BPBD untuk menyedot air, menurut dia, agar lebih banjir cepat surut, terutama di Kampung Pasir Kalong yang letaknya lebih rendah.
Ia mengemukakan, rumah yang terendam kebanyakan tempat kontrakan yang dihuni oleh para pekerja pabrik dan keluarganya.
Bantuan pompa penyedot air, dikatakannya, juga datang dari pengelola jalan tol Jakarta-Merak untuk mengurangi banjir, agar tidak meluap ke jalan tol.
Banjir tersebut, menurut dia, akibat meluapnya Sungai Cisadane, Cimancuri dan Cirarap yang mengalir pada beberapa kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Teteng Jumara, mengatakan bahwa banjir merendam ribuan rumah warga yang tersebar pada 10 desa dengan ketinggian air 40 centimeter (cm) hingga 120 cm.
Ia mengatakan, warga yang rumahnya terendam sudah dievakusi ke lokasi aman ,seperti rumah ibadah dan sekolah.
Dalam catatan BPBD, wilayah yang terendam diantaranya Desa Kadu Agung dan Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa akibat meluap Sungai Cimanceuri.
Sedangkan, Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, merupakan wilayah terparah terkena banjir karena ketinggian air mencapai 120 cm merendam bangunan rumah penduduk.
Dia mengatakan, daerah lain yang terendam adalah Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa dan Desa Jengkol, Kecamatan Kresek, Perumahan Permata, Desa Gelam Jaya, Pasar Kemis, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rajeg.
Bahkan, menurut dia, air mengenangi rumah penduduk di Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, Desa Pagedangan Ilir, Kecamatan Kronjo.
Pewarta: Adityawarman
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016
Tags: