Magelang (ANTARA News) - Komunitas Kota Toea Magelang menggelar wisata sejarah "Djeladjah Petjinan" seri keempat dengan tujuan kawasan pecinan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Koordinator Komunitas Kota Toea Magelang Bagus Priyana pada Sabtu mengatakan sudah ada sekitar 120 orang yang mendaftar untuk ikut menjelajahi pecinan Temanggung pada Minggu (28/2).
"Mereka tidak hanya dari Magelang, tetapi juga dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, dan bahkan ada 10 orang dari Temanggung sendiri karena senang dengan seri wisata sejarah ini," katanya.
Dalam kegiatan wisatan sejarah "Djeladjah Petjinan" kali ini, para peserta akan berangkat bersama menggunakan sepeda motor dari Tugu Aniem, titik nol kilometer Kota Magelang, di depan Kelenteng Liong Hok Bio di ujung Jalan Pemuda, kawasan pusat pertokoan Pecinan Kota Magelang.
Di kawasan pecinan Temanggung, mereka antara lain akan mengunjungi rumah keluarga Lie yang dibangun pada 1870 dan sekarang ditempati generasi ketujuh.
Mereka juga akan berkunjung ke Pabrik
Cerutu "Rizona". Lebih dari 100 tahun lalu Ho Tjong An membangun pabrik cerutu yang hingga kini masih beroperasi tersebut.
Ia menambahkan pada masa lampau Ho Tjong An juga merupakan pemborong dalam pembangunan rel sepur di jalur Ambarawa
(Kabupaten Semarang) melewati Secang (Kabupaten Magelang), Kota
Magelang, Temanggung, hingga Parakan (Kabupaten Temanggung).
Selama di Temanggung, para peserta juga akan menilik rumah berarsitektur khas yang ada di
dekat bangunan milik Lie dan Pabrik Cerutu "Rizona", serta bekas gedung Bioskop City
Temanggung, yang dibangun tahun 1945 oleh seorang pengusaha
keturunan Tionghoa dan pada masanya menjadi tempat
hiburan favorit warga setempat.
Selain itu, mereka akan mengunjungi bekas Stasiun Temanggung yang pada masa lalu
menjadi pusat perekonomian daerah di kawasan Gunung Sumbing dan Sindoro
itu. Pemborong pembangunan stasiun yang selesainya pada 1903 itu juga Ho
Tjong An.
"Sampai sekarang bangunan itu masih bagus dan cantik, dan menjadi salah satu ikon Temanggung," ujarnya.
Peserta juga akan mengunjungi pusat aktivitas budaya dan keagamaan
warga keturunan Tionghoa di Kelenteng Kong Ling Bio yang
dibangun pada 1890 dan bangunan tempat tinggal khas Tionghoa di dekat
kelenteng yang sekarang digunakan pemiliknya untuk
toko obat.
"Masih khas banget gaya bangunannya, aslinya untuk tempat tinggal,
tetapi kemudian alih fungsi untuk toko obat. Tetapi bangunannya tetap
lestari dan terjaga," katanya.
Komunitas pencinta kota tua di Magelang menggelar seri pertama dan kedua wisata sejarah itu tahun 2013 dan 2014 dengan tujuan tempat dan
bangunan milik warga keturunan Tionghoa di Kota Magelang, dan seri ketiganya digelar pada 2015 di Kota Muntilan, Kabupaten Magelang.
Bagus menjelaskan kegiatan "Djeladjah Petjinan" bukan hanya ditujukan untuk mengajak masyarakat mempelajari sejarah kehidupan masyarakat keturunan Tionghoa di berbagai daerah yang dikunjungi, akan tetapi juga untuk menunjukkan manfaat keragaman dalam kehidupan berbangsa.
"Bahwa kita menyadari dengan baik, Indonesia ini beragam. Antara satu pihak dengan pihak lain saling mengisi dan menempati. Keragaman ini menjadi pemersatu," katanya.
Pencinta kota tua wisata "Djeladjah Petjinan" di Temanggung
27 Februari 2016 10:56 WIB
Barongsai dari Klenteng Liong Hok Bio Magelang menunjukkan kelincahannya pada Pesta Rakyat di alun-alun kota Temanggung, Sabtu (30/11) malam. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: