Surabaya (ANTARA News) - Kawasan tengah Kota Surabaya seperti di Jalan Embong Malang, Blauran, Praban, dan Jalan Basuki Rahmat dilanda banjir saat hujan deras terjadi pada Jumat sore hingga menjelang malam.

"Saya kejebak macet akibat banjir sore ini. Banyak motor yang mogok di jalan," kata Zakiyah, salah satu pegawai negeri sipil (PNS) warga Rungkut Surabaya saat melintas di kawasan Blauran.

Pantauan Antara banjir kali ini mengakibatkan kemacetan cukup parah mulai dari Jalan Basuki Rahmat arah Embong Malang, Blauran dan Praban. Banyak kendaraan melambat dan enggan melalui tepi jalan yang mengalami banjir setinggi lutut orang dewasa.

Kemacetan terjadi, juga karena banyak pengendara motor terpaksa mendorong kendaraannya karena mogok kemasukan air.

Zakiyah juga mengatakan di Jalan Blauran arah Praban, terpantau banyak anak-anak kampung bermain banjir. Bahkan, sesekali mereka mengingatkan pengguna motor yang memilih naik pedestrian untuk menghindari banjir.

"Tadi banyak motor yang terpeleset lewat pedestrian, licin kena air jalannya," ujarnya.

Sementara itu, akibat hujan deras disertai angin kencang sempat membuat kanopi Hotel Sheraton ambruk sekitar pukul 15.00 WIB. Beruntung saat kejadian tak ada pengendara maupun warga yang ada dibawahnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Kota Surabaya Soemarno belum bisa dihubungi melalui telepon genggamnya saat diminta tanggapan persoalan banjir di tengah kota itu.

Anggota Komisi C DPRD Surabaya Vinsensius Awey menyatakan bahwa Kota Surabaya tahun ini sangat gagal dalam melakukan penanganan banjir.

Ia mengatakan lahan serapan berupa pengairan atau sawah di Surabaya kini sudah berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman menengah atas.

"Lahan lahan serapan kini sudah semakin sedikit ditemukan. Kawasan pinggiran disulap jadi kawasan kota metropolitan. Sedangkan di sisi lain pemkot masih belum bisa melakukan penanganan untuk antisipasi banjir," kata Awey.