Plastik berbayar bisa perbaiki pengelolaan limbah
26 Februari 2016 16:11 WIB
Konsumen membawa barang yang telah dibeli menggunakan kantong plastik di salah satu mini market di Pasar baru, Jakarta. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Penggunaan plastik yang saat ini dikenakan biaya Rp2.000 per lembar waktu berbejanja bisa memperbaiki pengelolaan limbah atau plastik bekas pakai di Indonesia.
"Kami masih wait and see seberapa efektif sistem ini diterapkan. Karena tujuannya adalah managemen pengelolaan plastik bekas pakai, bukan berbayarnya," kata Sekjen Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Menurut Fajar, seluruh masyarakat bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah plastik.
Fajar berharap program plastik ini tepat sasaran di mana anggaran yang diperoleh betul-betul digunakan untuk pengelolaan sampah plastik, bukan malah menjadi biaya tambahan, tapi pengelolaan sampahnya malah tambah buruk.
Fajar menambahkan, industri plastik juga siap memasok plastik degradable atau ramah lingkungan dengan kapasitas produksi 3.500 ton per bulan untuk toko-toko di Indonesiar.
Menurutnya, baru 30 persen dari kapasitas itu yang diserap berbagai industri dalam negeri.
"Kami masih wait and see seberapa efektif sistem ini diterapkan. Karena tujuannya adalah managemen pengelolaan plastik bekas pakai, bukan berbayarnya," kata Sekjen Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Menurut Fajar, seluruh masyarakat bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah plastik.
Fajar berharap program plastik ini tepat sasaran di mana anggaran yang diperoleh betul-betul digunakan untuk pengelolaan sampah plastik, bukan malah menjadi biaya tambahan, tapi pengelolaan sampahnya malah tambah buruk.
Fajar menambahkan, industri plastik juga siap memasok plastik degradable atau ramah lingkungan dengan kapasitas produksi 3.500 ton per bulan untuk toko-toko di Indonesiar.
Menurutnya, baru 30 persen dari kapasitas itu yang diserap berbagai industri dalam negeri.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: