Peneliti UI-UR kaji bahaya kanker akibat asap
25 Februari 2016 20:59 WIB
Ilustrasi--Jarak Pandang Berbahaya Pengendara sepeda motor melintasi jalan ketika kabut asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (4/10/2015). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap kebakaran hutan dan lahan menurunkan jarak pandang di beberapa wilayah di Riau hingga tinggal menyisakan 100 hingga 500 meter, sehingga berbahaya bagi transportasi darat dan udara. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Pekanbaru (ANTARA News) - Tim peneliti Universitas Indonesia (UI) didampingi tim Universitas Riau (UR) bersama Dinas Kesehatan Provinsi Riau, akan melakukan penelitian tentang bahaya kanker akibat asap.
"Penelitian tidak berwawasan penilaian publik, akan tetapi lebih ilmiah khususnya meneliti dampak dari resiko asap dan paparan asap secara langsung," kata Ketua tim peneliti UI, Dr. rer. nat. Budiawan, di Pekanbaru, Kamis.
Menurut Budiawan, pengambilan sample peneitian akan dilakukan di dua kota, yakni Pekanbaru dan Kota Dumai, Provinsi Riau, dengan cara pengambilan sampel urin masyarakat yang terpapar langsung oleh asap.
Ia mengatakan, Kota Dumai dipilih karena Dumai merupakan kota yang secara langsung udaranya terpapar asap dan aktifitas industri yang cukup tinggi.
"Penyakit kanker sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kematian sehingga penelitian perlu dilakukan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril mengatakan, Riau sudah menjadi contoh penanggulangan bencana karena Riau memiliki Posko Satgas Penanggulan Bencana di Lanud yang di Ketuai oleh Danrem.
"Namun demikian dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa segera dilakukan peringatan dan perlindungan dini serta aksi tanggap darurat dengan cepat guna mengantisipasi resiko dan korban jiwa," katanya.
"Penelitian tidak berwawasan penilaian publik, akan tetapi lebih ilmiah khususnya meneliti dampak dari resiko asap dan paparan asap secara langsung," kata Ketua tim peneliti UI, Dr. rer. nat. Budiawan, di Pekanbaru, Kamis.
Menurut Budiawan, pengambilan sample peneitian akan dilakukan di dua kota, yakni Pekanbaru dan Kota Dumai, Provinsi Riau, dengan cara pengambilan sampel urin masyarakat yang terpapar langsung oleh asap.
Ia mengatakan, Kota Dumai dipilih karena Dumai merupakan kota yang secara langsung udaranya terpapar asap dan aktifitas industri yang cukup tinggi.
"Penyakit kanker sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kematian sehingga penelitian perlu dilakukan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril mengatakan, Riau sudah menjadi contoh penanggulangan bencana karena Riau memiliki Posko Satgas Penanggulan Bencana di Lanud yang di Ketuai oleh Danrem.
"Namun demikian dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa segera dilakukan peringatan dan perlindungan dini serta aksi tanggap darurat dengan cepat guna mengantisipasi resiko dan korban jiwa," katanya.
Pewarta: Frislidia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: