Mumbai (ANTARA News) - Tarian klasik India menjadi salah satu bentuk terapi yang efektif bagi korban perdagangan manusia dan kekerasan seksual.

Tarian tersebut juga dapat mengatasi traumatik mereka dan kembali meraih kepercayaan diri, lapor Thomson Reuters Foundation.

Penelitian yang dilakukan selama enam bulan pada 50 perempuan di Kolkata dan Mumbai ditemukan bahwa gerakan tarian yang digunakan sebagai terapi mengurangi kecemasan, depresi, kemarahan, dan stres setelah trauma ketika digunakan bersamaan dengan konseling tradisional dan upaya rehabilitasi lainnya.

"Sering kali, dalam rehabilitasi korban perdagangan dan kekerasan seksual, dampak pada tubuh korban dapat dilihat," kata Sohini Chakraborty, Direktur Kolkata Sanved, sebuah badan amal yang melakukan penelitian tersebut.

"Tari mengenai tubuh, dan perempuan mengenal dengan bentuk tarian ini, maka kamu dapat menolong mereka untuk sembuh dan membentuk gambaran tubuh yang lebih positif," kata dia kepada Thomson Reuters Foundation.

Rehabilitasi korban di India sering kali tidak memadai dan tidak berkesinambungan di dalam budaya yang tidak mendorong perempuan untuk berbicara atau mencari konseling, kata kelompok hak asasi perempuan tersebut.

Namun kekerasan gender masih tinggi di negara tersebut, dengan lebih dari 330 ribu kasus kriminal kepada perempuan dilaporkan pada 2014, merujuk Biro Pencatatan Kriminal Nasional India.

Penelitan terbesar yang pernah ada pada kesehatan korban perdagangan manusia tahun lalu menemukan tingginya tingkat kekerasan fisik berat dan masalah kesehatan mental di antara korban selamat di Asia Tenggara.

Gagasan menggunakan tarian sebagai terapi telah dikenal beberapa tahun lalu disebabkan oleh usaha beberapa institusi seperti American Dance Therapy Association, ditemukan pada 1966.

Penelitian telah menunjukkan hal itu meninggikan kesembuhan emosi, kognitif, fisik dan sosial pada individu.

Bentuk tarian India unik dan cocok untuk terapi, kata Chakraborty, mengutip karya enerjik dari kathak.

Kathak dapat menolong penari melepas kemarahan, sementara pengembangan gerakan tangan dan mata dalam bharatnatyam dari negara Tamil Nadu dapat membantu penari mengekspresikan tingkat emosi, kata dia.

Tarian rakyat juga dapat mendorong keeratan hubungan sesama penari, dia menambahkan.

Penelitan itu penting untuk menyusun dampak dari terapi tari melalui metode keilmuan, meningkatkan kualitas rehabilitasi dan mendorong lebih banyak tempat berlindung bagi korban perdagangan dan kekerasan seksual, kata Chakraborty.

Modul gerakan tari terapi Kolkata Sanved sangan cocok pada konteks India, kata Dr Upali Dasgupta, kepala peneliti pada kasus tersebut.

"Ini adalah terapi yang tidak menghakimi, tidak hierarki bagi perempuan-perempuan yang mungkin ragu-ragu untuk mengekspresikan dirinya," kata dia.

"Kami sudah tahu secara naluriah bahwa tarian memiliki efek terapi, namun sekarang kita tahu untuk beberapa bahwa terapi itu bekerja."
(Uu.A074/M038)