Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot atarbank Jakarta, Jumat pagi, kembali tertekan mendekati level Rp9.200 per dolar menjadi Rp9.173/9.175 dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya Rp9.130/9.200 atau merosot sebanyak 43 poin. Pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, Jumat, mengatakan rupiah kembali terpuruk, tertekan oleh aksi beli dolar AS oleh pelaku pasar, sehingga posisinya mendekati level Rp9.200 per dolar AS. Kemerosotan rupiah itu kemungkinan akan diantisipasi oleh Bank Indonesia (BI), sehingga tidak semakin terpuruk hingga di level Rp9.200 per dolar AS, katanya. Menurut dia, tekanan pasar global yang masih tinggi memang diperkirakan masih akan terjadi hingga menjelang akhir pekan ini, namun diperkirakan tidak akan berlanjut pada pekan depan. Apalagi faktor fundamental ekonomi Indonesia cukup baik dengan laju inflasi Februari 2007 hanya 0,62 persen atau jauh di bawah 1 persen dan tidak ada gejolak politik yang menekan pasar uang, katanya. Karena itu, lanjutnya, rupiah masih berpeluang untuk kembali menguat hingga di posisi Rp9.000 per dolar AS, karena merosotnya rupiah terjadi hanya sesaat, setelah terpuruknya bursa China dan Amerika Serikat yang menekan mata uang regional lainnya. "Kami optimis rupiah berpotensi untuk kembali menguat, setelah gejolak ekonomi di pasar dunia kembali mereda," katanya. Rupiah, katanya,juga mendapat tekanan dengan membaiknya dolar AS terhadap yen, akibat keluarnya data manufaktur AS yang cenderung menguat dibanding perkiraan sebelumnya. Selain itu, memburuknya pasar saham regional juga berpengaruh terhadap pergerakan mata uang lokal itu. Dolar AS menguat menjadi 117,75 yen dari sebelumnya 116,96 yen dan Euro turun jadi 1,3170 per dolar AS, serta Euro terhadap yen jadi 155,10. Mengenai laju inflasi Februari yang rendah itu, menurut dia, Bank Indonesia (BI) mempunyai peluang untuk segera menurunkan BI Rate pada Maret ini, sehingga pada akhir tahun ini posisi BI Rate akan bisa mencapai 8,5 persen. Namun penurunan BI Rate diharapkan akan diikuti oleh penurunan bunga kredit bank yang sampai saat ini dinilai masih tinggi, sehingga gerak turunnya BI Rate tidak menjadi sia-sia, katanya. Dengan masuknya BI ke pasar, maka diharapkan pergerakan rupiah akan kembali membaik, sehingga mata uang lokal kembali mendekati level Rp9.100 per dolar AS, tambahnya. (*)