Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) melakukan perencanaan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) secara matang.

"Artinya harus ada sebuah perencanaan matang, betul-betul matang, betul-betul detail, betul-betul terinci, sehingga anggaran dan uang tergunakan dengan baik, tepat guna, dan terdesain dari awal," kata Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas tentang penguatan TNI di Kantor Presiden, Jakarta pada Selasa.

Menurut Presiden, alokasi dana untuk pembangunan alutsista TNI membesar tiap tahunnya.

Presiden menjelaskan dana untuk alutista pada 2016 sebesar 1,1 persen dari produk domestik bruto. Sedangkan pada 2014 dan 2015 alokasinya berturut-turut mencapai 0,78 dan 0,89 persen.

"Ke depan kalau pertumbuhan ekonomi terus naik, paling tidak di atas enam, maka akan muncul angka 1,5 persen dari PDB," kata Jokowi yang menambahkan jumlah itu bisa mencapai sekitar Rp250 triliun.

Selain itu, Presiden juga menjelaskan pentingnya TNI sebagai pengguna alutsista untuk memperhatikan penggunaan produk dalam negeri.

"Sekali lagi bahwa perencanaan harus matang, detail dalam sebuah strategi pembangunan kekuatan kita seperti apa. Ini yang kita inginkan ke depan," demikian Jokowi.

Sejumlah pejabat yang hadir dalam rapat tersebut antara lain Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana Ade Supandi, dan Kasau Marsekal Agus Supriatna.