Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa sore bergerak menguat sebesar 18 poin menjadi Rp13.420 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.438 per dolar AS.

"Mata uang rupiah melanjutkan penguatan terhadap dolar AS seiring dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia yang stabil," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (22/2) sore ini, berada di level 32,60 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 33,92 dolar AS per barel.

Ia menambahkan bahwa data keyakinan konsumen dan penjualan rumah tersedia di Amerika Serikat yang diprediksi lebih rendah dari sebelumnya juga menjadi salah satu faktor yang membebani laju dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.

Selain itu, lanjut dia, sentimen positif lainnya bagi mata uang rupiah yakni pertimbangan investor terhadap langkah yang akan diambli oleh beberapa anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia untuk menahan level produksinya.

"Kondisi itu berpotensi mendorong harga minyak dunia kembali masuk dalam tren penguatan," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS seiring dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia yang stabil.

"Minimnya data ekonomi domestik membuat pergerakan rupiah cenderung lebih mengikuti dinamika perekonomian global, salah satunya fluktuasi harga minyak mentah dunia," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (23/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.397 dibandingkan hari sebelumnya (22/2) Rp13.460.