Roma (ANTARA News) - Italia sepakat akan mengizinkan pesawat tanpa awak (UAV) lepas landas dari wilayahya guna melindungi pasukan gabungan pimpinan Amerika Serikat dalam melawan ISIS di Afrika Utara.


Pejabat Kementerian Pertahanan Italia, Senin (Selasa WIB), menyatakan, kesepakatan itu hanya mencakup sejumlah langkah pertahanan dan bukan untuk aksi penyerangan, seperti serangan terhadap wilayah yang diduga sebagai kamp pelatihan milisi di Sabratha, Libya, yang menewaskan sejumlah orang pada pekan lalu.

Italia akan memutuskan apakah akan mengizinkan penerbangan UAV itu dari Pangkalan Udara Sigonella, di Pulau Sisilia, kasus per kasus, dan hanya jika tujuan tiap misi itu untuk melindungi pasukan kawan di daratan.

Saat ini belum ada permintaan untuk menggunakan UAV itu, dan unit itu belum dipersenjatai, ujar pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya.

Para pejabat Amerika Serikat telah mencoba untuk membujuk pihak Italia untuk membiarkan mereka melakukan operasi itu dari Pangkalan Udara Sigonella selama lebih dari satu tahun, sebagaimana dinyatakan Wall Street Journal.

ISIS mengambil keuntungan dari kekacauan yang terjadi di Libya, tempat dua pemerintahan yang bersaing terus berlomba-lomba untuk merebut kekuasaan sejak Muammar Gaddafi digulingkan pada 2011 lalu, untuk membangun sejumlah markas dan melakukan penyerbuan baik di Libya maupun di negara tetangganya, Tunisia.

Serangan Amerika Serikat pekan lalu pada sebuah markas, di Sabratha yang terletak di dekat perbatasan Tunisia, menyasar Noureddine Chouchane, milisi Tunisia yang terlibat dalam dua penyerbuan di Tunisia yang menewaskan puluhan orang, sebagian besar di antaranya merupakan turis. Pesawat yang melaksanakan serangan itu lepas landas dari pangkalan di Inggris.

Baik kantor Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, maupun para pejabat pertahanan Amerika Serikat tidak memberikan komentar langsung.

Italia telah berulang kali mengatakan tidak akan ikut berpartisipasi dalam serangan militer di Libya tanpa adanya permintaan langsung dari pemerintahan yang diakui.

Para pejabat Amerika Serikat mengusahakan UAV itu untuk langkah penyerangan seperti di Sabratha dan lepas landas dari Pulau Sisilia, namun para pejabat Italia menentang keras langkah tersebut dikarenakan khawatir akan adanya penentangan dari dalam negeri.