Seratusan rumah rusak akibat pergerakan tanah di Garut
20 Februari 2016 20:22 WIB
ilustrasi Pengendara sepeda motor memaksa melintas diatas badan jalan aspal yang tergerus tanah longsor Kampung Cikawung, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Feri Purnama ()
Bandung (ANTARA News) - Seratusan rumah rusak akibat bencana pergerakan tanah melanda Desa Sindangsari, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu.
"Sampai sekarang setidaknya ada 128 rumah yang mengalami rusak sedang dan berat akibat pergerakan tanah yang sudah terjadi kemarin (Jumat)," kata Komandan Koramil Cisompet, Samud yang meninjau langsung lokasi bencana bersama anggotanya.
Ia menuturkan pergerakan tanah itu sudah dirasakan warga di Dusun Ciawi dan Dusun Lengkong, Jumat (19/2) malam.
Menurut dia rumah yang berada di titik bencana pergerakan tanah tersebut diperkirakan sebanyak 243 rumah.
"Pergerakan tanah itu membuat sawah dan jalan terjadi rekahan, tembok rumah retak, dan terjadi pergeseran," katanya.
Ia menyebutkan hasil peninjauan rekahan tanah sekitar 10 centimeter, bahkan ada tanah yang amblas membuat rumah bergeser.
Bencana di kawasan pegunungan itu, lanjut dia, terjadi setelah hujan deras mengguyur daerah tersebut setiap hari.
"Kontur tanah di pegunungan dan kondisi tanah yang labil menyebabkan terjadinya pergerakan tanah meluas," katanya.
Sementara warga yang rumahnya rusak diungsikan ke rumah tetangga dan saudara untuk menghindari bahaya dari bencana tersebut.
Sedangkan warga yang rumahnya tidak rusak di kawasan pergerakan tanah itu masih bertahan di rumahnya masing-masing.
"Masih ada warga yang bertahan, tapi tetap kami imbau untuk selalu waspada dari ancaman bahaya bencana," katanya.
"Sampai sekarang setidaknya ada 128 rumah yang mengalami rusak sedang dan berat akibat pergerakan tanah yang sudah terjadi kemarin (Jumat)," kata Komandan Koramil Cisompet, Samud yang meninjau langsung lokasi bencana bersama anggotanya.
Ia menuturkan pergerakan tanah itu sudah dirasakan warga di Dusun Ciawi dan Dusun Lengkong, Jumat (19/2) malam.
Menurut dia rumah yang berada di titik bencana pergerakan tanah tersebut diperkirakan sebanyak 243 rumah.
"Pergerakan tanah itu membuat sawah dan jalan terjadi rekahan, tembok rumah retak, dan terjadi pergeseran," katanya.
Ia menyebutkan hasil peninjauan rekahan tanah sekitar 10 centimeter, bahkan ada tanah yang amblas membuat rumah bergeser.
Bencana di kawasan pegunungan itu, lanjut dia, terjadi setelah hujan deras mengguyur daerah tersebut setiap hari.
"Kontur tanah di pegunungan dan kondisi tanah yang labil menyebabkan terjadinya pergerakan tanah meluas," katanya.
Sementara warga yang rumahnya rusak diungsikan ke rumah tetangga dan saudara untuk menghindari bahaya dari bencana tersebut.
Sedangkan warga yang rumahnya tidak rusak di kawasan pergerakan tanah itu masih bertahan di rumahnya masing-masing.
"Masih ada warga yang bertahan, tapi tetap kami imbau untuk selalu waspada dari ancaman bahaya bencana," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: