Rini: pembangunan kereta cepat 60 persen dikerjakan di Indonesia
19 Februari 2016 11:59 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) menandatangani prasasti disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan), Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan (kedua kiri), dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kanan), saat 'groundbreaking' pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/1). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./kye/16)
Bandung (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soermarno mengatakan sekitar 60 persen proses pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan dikerjakan di Indonesia, sisanya di Tiongkok.
"Kita diberikan kemampuan alih teknologi oleh mereka (Tiongkok). Jadi 60 persen dari pekerjaannya akan dikerjakan di Indonesia," kata Rini Soermarno, dalam acara Sosialisasi dan Diskusi Publik tentang Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di Bandung, Jumat.
Ia menuturkan proyek kereta cepat tersebut bisa menyerap sekitar 39 ribu tenaga kerja baru di Provinsi Jawa Barat.
"Dan semua tenaga kerja dalam pembangunan kereta cepat ini dari Indonesia. Hanya beberapa tenaga kerja asing, itu pun untuk tenaga ahli karena kita belum pernah membangun kereta cepat," kata dia.
Lebih lanjut Menteri BUMN mengatakan, pemerintah memiliki komitmen bersama dengan teknisi dari Tiongkok dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, agar ke depan Indonesia memiliki kemampuan sendiri untuk membangunnya
Pada kesempatan tersebut Kementerian BUMN berharap bisa dihasilkan dialog secara terbuka dari semua pihak tentang pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Karena saat ini banyak yang bertanya tentang ini dan banyak kontroversial padahal kereta cepat Jakarta-Bandung ini dibangun untuk manfaat bersama, terutama bagaimana kita bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya DKI Jakarta dan Jabar," kata dia.
"Kita diberikan kemampuan alih teknologi oleh mereka (Tiongkok). Jadi 60 persen dari pekerjaannya akan dikerjakan di Indonesia," kata Rini Soermarno, dalam acara Sosialisasi dan Diskusi Publik tentang Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di Bandung, Jumat.
Ia menuturkan proyek kereta cepat tersebut bisa menyerap sekitar 39 ribu tenaga kerja baru di Provinsi Jawa Barat.
"Dan semua tenaga kerja dalam pembangunan kereta cepat ini dari Indonesia. Hanya beberapa tenaga kerja asing, itu pun untuk tenaga ahli karena kita belum pernah membangun kereta cepat," kata dia.
Lebih lanjut Menteri BUMN mengatakan, pemerintah memiliki komitmen bersama dengan teknisi dari Tiongkok dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, agar ke depan Indonesia memiliki kemampuan sendiri untuk membangunnya
Pada kesempatan tersebut Kementerian BUMN berharap bisa dihasilkan dialog secara terbuka dari semua pihak tentang pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Karena saat ini banyak yang bertanya tentang ini dan banyak kontroversial padahal kereta cepat Jakarta-Bandung ini dibangun untuk manfaat bersama, terutama bagaimana kita bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya DKI Jakarta dan Jabar," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: