Jakarta (ANTARA News) - Pelaku usaha menginginkan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) lebih rendah dari 7 persen, seperti yang baru saja diturunkan dari angka 7,25 persen.

"Dengan angka inflasi pada 2015 yang sebesar 3,35 persen seharusnya suku bunga bisa diturunkan hingga 6,5 persen," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar di Jakarta, Kamis.

Sanny mengatakan, selaiknya penurunan suku bunga juga diikuti oleh turunnya bunga kredit bank.

Pasalnya, bunga kredit bank di Indonesia masih sangat tinggi yakni 12 persen, sehingga membuat sektor industri belum mampu bersaing.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) tersebut, penurunan bunga kredit bank tidak bisa disama-ratakan dan perlu melihat skala industri dan sektor industri yang akan dikembangkan.

Dengan turunnya bunga kredit bank, maka dapat mendorong industri yang menghasilkan produk subtitusi impor serta Industri Kecil Menengah (IKM).

Kamis, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia RDG BI memutuskan menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen dari sebelumnya 7,25 persen.

RDG BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar lima persen dan Lending Facility pada level 7,5 persen, serta menurunkan giro wajib minimum (GWM) primer dalam rupiah dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen.