Gubernur minta lantai batako Masjid Raya Baiturrahman diganti batu bata
18 Februari 2016 00:57 WIB
Perawatan Masjid Raya Baiturrahman. Para pekerja mengecat bagian depan Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Senin (21/10). Perawatan Mesjid Raya Baiturrahman, salah satu mesjid tertua yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda abad 1612 Mesehi, agar selalu terlihat indah dan memberikan nuansa nyaman bagi umat muslim saat beribadah. (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Banda Aceh (ANTARA News) - Gubernur Aceh Zaini Abdullah menegaskan agar kontraktor segera mengganti batako dengan batu bata untuk pengecoran lantai dan dinding pada proyek perluasan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, agar lebih kuat dan kokoh.
"Saya minta semuanya harus diganti dengan batu bata dan untuk yang sudah dipasang sekitar 30 persen dengan batako harus dibongkar," tegas Gubernur usai melakukan pengecekan langsung batako yang digunakan dalam proyek tersebut di Banda Aceh, Rabu.
Gubernur yang didampingi sejumlah pejabat melakukan inspeksi mendadak pada proyek pembangunan pembuatan payung di Masjid Raya Baiturrahman.
Dalam sidak tersebut Zaini Abdullah melihat sejumlah lokasi pembangunan dan juga mengecek langsung kualitas batako yang digunakan untuk pengecoran lantai dan dinding proyek pembangunan sejumlah sarana dan prasarana di masjid itu.
Permintaan pergantian batu bata dari sebelumnya menggunakan batako tersebut disampaikan langsung kepada pelaksana proyek dan juga tidak terlepas dari hasil sidak langsung dirinya dan sidak yang dilakukan oleh Komisi IV DPR Aceh.
Dalam tinjauan tersebut, Zaini langsung melakukan ujicoba kualitas batako tersebut dengan membanting beberapa batako ke tanah yang menurutnya kualitas sangat rapuh.
Zaini meminta pelaksana proyek, yaitu PT Waskita Karya, untuk menyelesaikan pembongkaran batako selama satu bulan dan diganti dengan batu bata agar bangunan tersebut nantinya lebih kuat.
"Saya minta kepada pelaksana agar pembangunan berbagai infrastruktur di Masjid Raya Baiturrahman harus dengan kualitas terbaik dan keamanannya juga harus terjamin," katanya.
Gubernur Aceh juga mengapresiasi DPRA yang telah membuka temuan tersebut, sehingga hal itu bisa cepat diperbaiki.
Kepala pengawas lapangan, Hasanuddin, menyebutkan PT Waskita Karya, selaku pelaksana proyek akan segera menggantinya sekitar sepuluh ribu batako yang dipasang, dan akan segera diganti dengan batu bata.
"Saya minta semuanya harus diganti dengan batu bata dan untuk yang sudah dipasang sekitar 30 persen dengan batako harus dibongkar," tegas Gubernur usai melakukan pengecekan langsung batako yang digunakan dalam proyek tersebut di Banda Aceh, Rabu.
Gubernur yang didampingi sejumlah pejabat melakukan inspeksi mendadak pada proyek pembangunan pembuatan payung di Masjid Raya Baiturrahman.
Dalam sidak tersebut Zaini Abdullah melihat sejumlah lokasi pembangunan dan juga mengecek langsung kualitas batako yang digunakan untuk pengecoran lantai dan dinding proyek pembangunan sejumlah sarana dan prasarana di masjid itu.
Permintaan pergantian batu bata dari sebelumnya menggunakan batako tersebut disampaikan langsung kepada pelaksana proyek dan juga tidak terlepas dari hasil sidak langsung dirinya dan sidak yang dilakukan oleh Komisi IV DPR Aceh.
Dalam tinjauan tersebut, Zaini langsung melakukan ujicoba kualitas batako tersebut dengan membanting beberapa batako ke tanah yang menurutnya kualitas sangat rapuh.
Zaini meminta pelaksana proyek, yaitu PT Waskita Karya, untuk menyelesaikan pembongkaran batako selama satu bulan dan diganti dengan batu bata agar bangunan tersebut nantinya lebih kuat.
"Saya minta kepada pelaksana agar pembangunan berbagai infrastruktur di Masjid Raya Baiturrahman harus dengan kualitas terbaik dan keamanannya juga harus terjamin," katanya.
Gubernur Aceh juga mengapresiasi DPRA yang telah membuka temuan tersebut, sehingga hal itu bisa cepat diperbaiki.
Kepala pengawas lapangan, Hasanuddin, menyebutkan PT Waskita Karya, selaku pelaksana proyek akan segera menggantinya sekitar sepuluh ribu batako yang dipasang, dan akan segera diganti dengan batu bata.
Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: