Jakarta (ANTARA News) - Pasar bisnis perawatan pesawat di Indonesia diperhitungkan sangat besar, kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan.

Menurut Putu, salah satu gambarannya ialah perawatan sekitar 60 persen pesawat komersial yang beroperasi di Indonesia, dilakukan di luar negeri. "Selain itu, industri perawatan pesawat merupakan industri padat modal dan padat karya dengan tenaga-tenaga kerja dengan keterampilan khusus," ujar Putu melalui siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.

Untuk itu, pemerintah memacu industri perbaikan dan perawatan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) dan komponen, mengingat transportasi udara termasuk infrastruktur pendukung bagi wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau.

"Langkah GMF dan perusahaan lain, termasuk produsen komponen membuat kita semakin percaya diri bahwa kita mampu memenuhi kebutuhan industri transportasi udara," ujar Putu.

Putu menyampaikan hal tersebut saat mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin menyambangi anjungan Garuda Indonesia termasuk Garuda Maintenance Facilities/GMF AeroAsia, PT Dirgantara Indonesia, serta anjungan Kemenperin di Pameran Kedirgantaraan Singapura Di anjungan Kemenperin, Pemerintah mengapresiasi beberapa produsen komponen pesawat yang turut memamerkan produk mereka.

Produsen-produsen yang bergabung dalam Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) itu antara lain PT Dirgantara Indonesia dan Infoglobal Avionik.

Selaain itu, Santoso Teknindo, Yogya Presisi Teknika Industri, Pudak Scientific, Bandung International Aviation dan Jakarta Aerospace.

Inacom merupakan Asosiasi Industri Pesawat Terbang dan Komponen Pesawat Terbang, yang didirikan oleh 30 industri komponen pada 2015 dengan dukungan Kemenperin.