Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), perusahaan jasa pengeboran migas dan panas bumi anak usaha PT Pertamina (Persero), sepanjang tahun 2016 akan ekspansi rig ke tiga negara yaitu Aljazair, Brunei Darussalam dan Filipina.

"Kami akan mengirim satu rig untuk dioperasikan di ladang migas Aljazair sekitar Agustus mendatang. Rig tersebut digunakan pada ladang migas yang hak partisipasinya dimiliki oleh Pertamina," kata Direktur Utama PDSI, Lelin Eprianto dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan rig yang akan dikirim ke Aljazair tersebut saat ini berada di Indramayu, Jawa Barat, untuk kegiatan sumur eksplorasi. "Untuk ekspansi di Filipina, PDSI akan menyasar rig untuk pengembangan panas bumi," jelas Lelin.

Menurut Lelin, saat pelemahan harga minyak mentah dunia seperti sekarang PDSI harus mencari sumber-sumber pendapatan baru kendati harga sewa rig sudah turun lebih dari 50 persen. "Strategi kami saat ini adalah melakukan pemasaran secara all out, salah satunya melalui konsep new product dan new market," katanya.

Ia menargetkan tahun 2016 perseroan mampu mengoptimalkan "rig availability" hingga 98,54 persen sedangkan target produktivitasnya sebesar 49,38 persen. Dengan harga minyak dunia yang terus melorot, tantangan yang harus dihadapi sangat besar sehingga sinergi dan kerja sama harus terus dilaksanakan seluruh pekerja PDSI, ujarnya.

Sepanjang 2015 produktivitas rig perseroan mencapai 43,4 persen, melampauai angka target RKAP yang dipatok 34,8 persen sedangkan pendapatan konsolidasi melampaui target sebesar 31,5 persen.

Kendati biaya operasi naik 36,39 persen namun laba usaha yang belum diaudit mencapai 2,48 juta dolar AS, naik secara signifikan sebesar 212 persen dari target.

"Kinerja yang cukup baik ini tidak terlepas dari andil kerja sama semua karyawan secara gigih serta mesin-mesin pencetak uang di luar jasa rig seperti integrated project management (IPM), jasa rig mitra, dan jasa non-rig," katanya.

Lelin mengakui PDSI juga telah menjalin kerja sama dengan GE, perusahaan teknologi yang menonjol dalam kualitas dan keuangan. "GE punya JOB Hydril. Kami akan menjualkan produk hydrill dan juga menggunakan sendiri di-wellhead," katanya.

Pengamat migas, Rovicky Dwi Putrohari menilai positif rencana PDSI untuk ekspansi rig ke luar negeri mengingat di dalam negeri sedang tidak ada proyek pengeboran yang akan memakai rig sehingga ekspansi ke luar negeri justru akan bagus.

"Tidak hanya secara finansial, secara profesional akan mencoba untuk benchmark, PDSI akan diadu" dengan perusahaan multinasional lainnya," katanya.

Komisaris PDSI Naryanto Wagimin menambahkan kinerja manajemen PDSI pada 2015 melebihi target karena pendapatan di atas 100 persen. Dia berharap manajemen PDSI dapat mempertahankan kinerja kendati dihadapkan pada tantangan yang sangat berat, yaitu pelemahan harga minyak mentah dunia.

"Apalagi PDSI menjajaki kerja sama dengan General Electric (GE). Ini bisa menjadi sumber pendapatan non-rig bagi perusahaan," ujar Naryanto.