Seoul (ANTARA News) - Empat pesawat tempur "siluman" F-22 milik AS terbang di wilayah udara Korea Selatan pada Rabu, memamerkan kekuatan kepada Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) --yang baru-baru ini melakukan uji peluncuran roket.

Jet tempur AS yang mampu membawa hulu ledak nuklir tersebut terbang di wilayah udara Osan Air Base di dekat Ibu Kota Korea Selatan, Seoul, sekitar siang hari, kata media lokal.

Pesawat tempur siluman F-22, yang melakukan penerbangan dari satu pangkalan udara di Jepang, dikawal oleh empat pesawat tempur F-15K Korea Selatan dan empat jet tempur F-16 AS.

Dua di antara jet tempur itu dijadwalkan kembali ke pangkalan udara di Jepang, sedangkan sisanya dilaporkan dijadwalkan tetap berada di Osan Air Base untuk sementara, demikian laporan Xinhua.

Jet tempur F-22, yang memiliki kemampuan menghindari pendeteksian radar, mampu membawa bom dan rudal nuklir. Jarak operasinya mencapai 2.177 kilometer. Pesawat F-22 yang ditempatkan di pangkalan udara AS di Jepang dapat mencapai Semenanjung Korea dalam waktu sekitar dua menit.

Penerbangan jet F-22 tersebut dilakukan setelah DPRK pada 7 Februari meluncurkan satu roket jarak jauh, yang dikatakan Pyongyan adalah program antariksa yang berhasil tapi dicela oleh Seoul dan Washington sebagai uji coba terlarang teknologi rudal balistik. Pada 6 Januari, DPRK melakukan uji nuklir keempat.

Empat hari setelah detonasi nuklir DPRK pada Januari, militer AS mengirim pengebom B-52 jarak-jauh, yang mampu membawa bom nuklir, ke wilayah udara Korea Selatan dari pangkalan udara AS di Guam.

Pesawat pengebom B-52 dapat menyusup pada ketinggian 55.000 kaki, atau 16,8 kilometer, dengan membawa 35 bom konvensional dan 12 rudal jelajah. Pesawat itu dapat membawa rudal nuklir udara-ke-darat, dengan jarak jelajah 200 kilometer dan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara dengan jangkauan 2.500-3.000 kilometer.

Selain itu, Amerika Serikat belum lama ini mengirim kapal selam bertenaga nuklir ke Semenanjung Korea.

Kapal induk bertenaga nuklir milik AS, USS John C. Stennis, dilaporkan akan dikirim ke Korea Selatan selama pelatihan perang gabungan tahunan pada tahun ini antara Seoul dan Washington. Pelatihan itu direncanakan dimulai pada 7 Maret dan berlangsung sampai 30 April.
(Uu.C003)