Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana Rp16,3 triliun dari lelang empat seri Surat Utang Negara untuk memenuhi pembiayaan dalam APBN dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp24,6 triliun.

Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang ini dalam kisaran target indikatif dan maksimal Rp12 triliun-Rp18 triliun.

Dari lelang tersebut jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN12170203 mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,379 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 3 Februari 2017 mencapai Rp5,9 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 6,3 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,0 persen.

Untuk seri FR0056, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp5,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,95995 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2026 ini mencapai Rp7,587 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang memiliki tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 7,89 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,25 persen.

Untuk seri FR0073, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,28917 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2031 ini mencapai Rp4,02 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,75 persen ini mencapai 8,22 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,75 persen.

Untuk seri FR0072, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,32967 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2036 ini mencapai Rp7,129 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 8,23 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,5 persen.