Korban meninggal akibat DBD di Madiun bertambah
15 Februari 2016 21:39 WIB
ilustrasi Penderita DBD Sumenep Balita penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) mendapat perawatan di RSUD dr. Moh. Anwar, Sumenep, Jatim, Sabtu (6/2/2016). (ANTARA FOTO/Saiful Bahri/nz/16)
Madiun (ANTARA News) - Korban meninggal dunia akibat menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, bertambah karena kondisi pasien yang semakin parah saat menjalani perawatan di rumah sakit.
"Selama bulan Februari 2016, terdapat dua korban meninggal dunia akibat demam berdarah yang sempat dirawat di sejumlah rumah sakit Kabupaten Madiun," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Soelistyo Widyantono, di Madiun, Senin.
Sesuai data, kedua korban meninggal tersebut adalah, Amanda (3) warga Desa Kaliabu, Kecamataan Mejayan yang menjalani perawatan di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun, serta Kamila Nafisa Mariyam yang sempat menjalani perawatan di RSUD Dolopo, Kabupaten Madiun.
Kedua korban tersebut, semakin menambah jumlah korban meninggal akibat serangan penyakit demam berdarah yang rawan terjadi saat musim hujan di wilayah setempat.
Sebelumnya, pada bulan Januari 2016 telah terdapat seorang meninggal akibat demam berdarah. Yakni atas nama, Pinkan Ayu Maya Savan (10), warga Desa Kedung Maron, Kecamatan Pilangkenceg.
"Untuk itu, warga diimbau waspada dengan serangan penyakit demam berdarah. Warga diminta selalu menjaga kebersihan lingkungannya dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk guna memutus siklus hidup jentik menjadi nyamuk dewasa peyebar sakit," kata dia.
Data Dinas Kesehatan setempat mencatat, jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Madiun selama Januari tahun 2016 telah mencapai 25 orang. Sedangkan bulan Februari hingga pertengahan, telah terdapat 16 kasus demam berdarah.
Guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah, Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun rajin melakukan penyuluhan ke desa-desa dengan melibatkan petugas puskesmas, kader posyandu, dan juru pemantau jentik (jumantik).
Penyuluhan tersebut tentang pemberantasan sarang nyamuk dan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Adapun, penyuluhan telah dilakukan intensif sejak bulan November dan Desember 2015 seiring mulainya musim hujan.
Penyuluhan tentang peberatasan sarang nyamuk dengan 3 M, yakni menguras, mengubur, dan menutup, masih terus dilakukan hingga musim hujan berakhir.
"Selama bulan Februari 2016, terdapat dua korban meninggal dunia akibat demam berdarah yang sempat dirawat di sejumlah rumah sakit Kabupaten Madiun," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Soelistyo Widyantono, di Madiun, Senin.
Sesuai data, kedua korban meninggal tersebut adalah, Amanda (3) warga Desa Kaliabu, Kecamataan Mejayan yang menjalani perawatan di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun, serta Kamila Nafisa Mariyam yang sempat menjalani perawatan di RSUD Dolopo, Kabupaten Madiun.
Kedua korban tersebut, semakin menambah jumlah korban meninggal akibat serangan penyakit demam berdarah yang rawan terjadi saat musim hujan di wilayah setempat.
Sebelumnya, pada bulan Januari 2016 telah terdapat seorang meninggal akibat demam berdarah. Yakni atas nama, Pinkan Ayu Maya Savan (10), warga Desa Kedung Maron, Kecamatan Pilangkenceg.
"Untuk itu, warga diimbau waspada dengan serangan penyakit demam berdarah. Warga diminta selalu menjaga kebersihan lingkungannya dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk guna memutus siklus hidup jentik menjadi nyamuk dewasa peyebar sakit," kata dia.
Data Dinas Kesehatan setempat mencatat, jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Madiun selama Januari tahun 2016 telah mencapai 25 orang. Sedangkan bulan Februari hingga pertengahan, telah terdapat 16 kasus demam berdarah.
Guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah, Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun rajin melakukan penyuluhan ke desa-desa dengan melibatkan petugas puskesmas, kader posyandu, dan juru pemantau jentik (jumantik).
Penyuluhan tersebut tentang pemberantasan sarang nyamuk dan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Adapun, penyuluhan telah dilakukan intensif sejak bulan November dan Desember 2015 seiring mulainya musim hujan.
Penyuluhan tentang peberatasan sarang nyamuk dengan 3 M, yakni menguras, mengubur, dan menutup, masih terus dilakukan hingga musim hujan berakhir.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/ Louis Rika
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: