BENCANA BANJIR - BMKG: Riau masih terancam pekan ini
15 Februari 2016 15:42 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (tengah) berjalan di permukiman yang terendam banjir saat meninjau lokasi banjir luapan Sungai Siak di Desa Kualu, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (13/2). (ANTARA FOTO/Rony Muharrman/foc/16)
Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan Provinsi Riau belum terbebas dari acaman banjir serta kemungkinan terjadinya tanah longsor pada beberapa daerah pekan ini.
"Untuk cuaca di Riau pekan ini secara umum cerah, tapi disertai hujan bersifat lokal terjadi di beberapa wilayah dengan intensitas ringan hingga sedang," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Senin.
Dia menjelaskan, cuaca cerah terutama terjadi di pagi hari sampai siang hari dan cenderung membuat warga di provinsi ini merasa gerah karena suhu tubuh merasa kepanasan, namun di siang hari atau memasuki sore hari cuaca berubah diselimuti awan.
"Potensi hujan intensitas ringan hingga sedang, tapi tidak merata dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Riau terutama bagian tengah dan timur pada siang, sore atau malam hari," ucapnya.
Untuk itu, kata Slamet, daerah yang menjadi langganan banjir seperti Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu mewaspadai bahaya banjir dan longsor.
"Kami imbau bagi warga yang tinggal daerah atau lokasi rawan banjir atau longsor, agar tetap terus waspada. Lalu dapat melihat tanda-tanda alam sehingga bisa menyelamatkan selamatkan diri atau keluarga, jika banjir kembali datang," terang dia.
Pemerintah Provinsi Riau pekan lalu telah menetapkan status Siaga Darurat Banjir dan Longsor karena mempertimbangkan potensi curah hujan cukup tinggi, area banjir yang makin meluas dan telah mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia.
"Selain itu, sudah ada tiga pemerintah kabupaten yang telah menyatakan status tanggap darurat banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edward Sanger.
Dengan ditetapkannya status siaga darurat banjir dan longsor, lanjut dia, maka masing-masing pemerintah daerah akan lebih leluasa dan lebih cepat dalam penggunaan anggaran untuk logistik serta meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar membantu pendanaan melalui dana tanggap darurat.
"Bahkan, BPBD Riau juga telah menggelontorkan bantuan dana sebesar Rp500 juta yang dibagi dua untuk Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu," katanya.
Edward menjelaskan, banjir di Kampar hingga kini menggenangi 56 desa pada 12 kecamatan dengan ketinggian air berkisar 1,7 meter. Korban yang terdampak banjir mencapai 26.614 kepala keluarga atau mencapai 133.070 jiwa.
Lalu banjir di Rokan Hulu meluas hingga di tujuh kecamatan dengan jumlah korban yang terdampak sedikitnya mencapai 11.438 jiwa.
"Sementara itu, kami kesulitan mengetahui kondisi dan korban banjir di Kuantan Singingi karena daerah itu belum memiliki BPBD. Meski begitu, bupati Kuantan Singingi sudah menetapkan status tanggap darurat banjir," kata dia.
"Untuk cuaca di Riau pekan ini secara umum cerah, tapi disertai hujan bersifat lokal terjadi di beberapa wilayah dengan intensitas ringan hingga sedang," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Senin.
Dia menjelaskan, cuaca cerah terutama terjadi di pagi hari sampai siang hari dan cenderung membuat warga di provinsi ini merasa gerah karena suhu tubuh merasa kepanasan, namun di siang hari atau memasuki sore hari cuaca berubah diselimuti awan.
"Potensi hujan intensitas ringan hingga sedang, tapi tidak merata dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Riau terutama bagian tengah dan timur pada siang, sore atau malam hari," ucapnya.
Untuk itu, kata Slamet, daerah yang menjadi langganan banjir seperti Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu mewaspadai bahaya banjir dan longsor.
"Kami imbau bagi warga yang tinggal daerah atau lokasi rawan banjir atau longsor, agar tetap terus waspada. Lalu dapat melihat tanda-tanda alam sehingga bisa menyelamatkan selamatkan diri atau keluarga, jika banjir kembali datang," terang dia.
Pemerintah Provinsi Riau pekan lalu telah menetapkan status Siaga Darurat Banjir dan Longsor karena mempertimbangkan potensi curah hujan cukup tinggi, area banjir yang makin meluas dan telah mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia.
"Selain itu, sudah ada tiga pemerintah kabupaten yang telah menyatakan status tanggap darurat banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edward Sanger.
Dengan ditetapkannya status siaga darurat banjir dan longsor, lanjut dia, maka masing-masing pemerintah daerah akan lebih leluasa dan lebih cepat dalam penggunaan anggaran untuk logistik serta meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar membantu pendanaan melalui dana tanggap darurat.
"Bahkan, BPBD Riau juga telah menggelontorkan bantuan dana sebesar Rp500 juta yang dibagi dua untuk Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu," katanya.
Edward menjelaskan, banjir di Kampar hingga kini menggenangi 56 desa pada 12 kecamatan dengan ketinggian air berkisar 1,7 meter. Korban yang terdampak banjir mencapai 26.614 kepala keluarga atau mencapai 133.070 jiwa.
Lalu banjir di Rokan Hulu meluas hingga di tujuh kecamatan dengan jumlah korban yang terdampak sedikitnya mencapai 11.438 jiwa.
"Sementara itu, kami kesulitan mengetahui kondisi dan korban banjir di Kuantan Singingi karena daerah itu belum memiliki BPBD. Meski begitu, bupati Kuantan Singingi sudah menetapkan status tanggap darurat banjir," kata dia.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: