Demam Berdarah Dengue menyebar di Sukabumi, Dinkes siaga
15 Februari 2016 02:15 WIB
DBD Di Sukabumi. Pasien penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (5/2). Pada periode Januari 2016 di Sukabumi dilaporkan empat warga meninggal dunia akibat terjangkit penyakit DBD. (ANTARA FOTO/Budiyanto)
Sukabumi (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyatakan siaga penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) karena hingga kini sudah ada puluhan warga yang terjangkit penyakit tersebut.
"Pada Januari saja ada 54 kasus DBD. Dari jumlah tersebut ada empat warga yang meninggal karena diduga terjangkit DBD," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, dengan adanya status siaga bisa mempercepat penanggulangan penyebaran DBD, apalagi diprakirakan puncak musim penghujan terjadi pada Februari ini, sehingga diperkirakan puncak berkembangbiaknya nyamuk terjadi bulan ini.
Maka dari itu, berbagai upaya dilakukan pihaknya untuk menekan jumlah warga yang tertular DBD.
Untuk menekan jumlah penyebaran penyakit ini fogging atau pengasapan sudah dilakukan di beberapa lokasi endemik penyebaran DBD, namun upaya ini tidak maksimal karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja.
Maka dari itu, pihaknya bersama masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lokasi yang diduga menjadi sarang nyamuk.
"Peningkatakn kesiagaan ini adalah agar tidak ada lagi warga yang menjadi korban DBD, selain itu warga diimbau lebih menggiatkan PSN dan melakukan progam 3M+ yakni mengubur, menguras dan menutup serta menggunakan lotion dan kelambu antinyamuk saat tidur," tambahnya.
Di sisi lain, Rika mengatakan dari jumlah empat warga yang meninggal dunia diduga akibat DBD, baru satu orang saja positif yang dari hasil rekam medik bahwa darah warga tersebut positif penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini.
Adapun warga yang meninggal dunia positif karena DBD adalah Siti Amelia (10) warga Kecamatan Cibadak.
"Pada Januari saja ada 54 kasus DBD. Dari jumlah tersebut ada empat warga yang meninggal karena diduga terjangkit DBD," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, dengan adanya status siaga bisa mempercepat penanggulangan penyebaran DBD, apalagi diprakirakan puncak musim penghujan terjadi pada Februari ini, sehingga diperkirakan puncak berkembangbiaknya nyamuk terjadi bulan ini.
Maka dari itu, berbagai upaya dilakukan pihaknya untuk menekan jumlah warga yang tertular DBD.
Untuk menekan jumlah penyebaran penyakit ini fogging atau pengasapan sudah dilakukan di beberapa lokasi endemik penyebaran DBD, namun upaya ini tidak maksimal karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja.
Maka dari itu, pihaknya bersama masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lokasi yang diduga menjadi sarang nyamuk.
"Peningkatakn kesiagaan ini adalah agar tidak ada lagi warga yang menjadi korban DBD, selain itu warga diimbau lebih menggiatkan PSN dan melakukan progam 3M+ yakni mengubur, menguras dan menutup serta menggunakan lotion dan kelambu antinyamuk saat tidur," tambahnya.
Di sisi lain, Rika mengatakan dari jumlah empat warga yang meninggal dunia diduga akibat DBD, baru satu orang saja positif yang dari hasil rekam medik bahwa darah warga tersebut positif penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini.
Adapun warga yang meninggal dunia positif karena DBD adalah Siti Amelia (10) warga Kecamatan Cibadak.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: