Dua industri ini cocok berada di JIIPE
15 Februari 2016 01:17 WIB
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono (kanan) mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin (kedua dari kiri) mengunjungi Java International Industrial and Port Estate di Gresik, Jawa Timur, Minggu. (Antaranews/Humas Kemenperin)
Jakarta (ANTARA News) - Dua industri yang bergerak di bidang kimia dan industri berat (heavy industry) seperti baja dan smelter, dinilai cocok beroperasi di kawasan industri Java International Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur.
"Kimia, heavy industry itu cocok, karena lautnya bagus, harus masuk Kawasan Industri Strategis Nasional (KSN)," kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono saat mengunjungi JIIPE di Gresik, Minggu.
Imam mengatakan, dua perusahaan yang sudah mulai membangun pabrik di JIIPE yaitu perusahaan kimia asal Jerman Clariant dan produsen garam Unichem.
Dua perusahaan tersebut, lanjutnya, diyakini akan mengundang investor asing lainnya untuk masuk dan membangun pabrik di kawasan yang terintegrasi dengan pelabuhan tersebut.
Menurut Imam, faktor integrasi pada JIIPE membuat kawasan industri ini dapat menjadi percontohan bagi kawasan industri lainnya terutama di Indonesia timur.
Kawasan yang dibangun PT AKR dan PT Pelindo III ini merupakan generasi ketiga karena mampu memadukan beberapa unsur ekonomi serta sosial dan memenuhi kebutuhan industri modern yang berorientasi pada efisiensi dan kontinuitas produksi.
"Ada empat unsur yang dikembangkan di sini yaitu unsur ketersediaan infrastruktur, manajemen, lingkungan dan sosial. Nilai ekonomi tercipta berbarengan dengan dipertahankannya nilai lingkungan dan keterlibatan masyarakat sekitar," katanya.
Terkait akses jalan ke kawasan industri, JIIPE membutuhkan pelebaran jalan dan pembangunan Jalan Tol dari Gerbang Tol Manyar sepanjang 7,2 km. JIIPE juga mengusulkan pembangunan rel kereta api sepanjang 12 km. Sementara itu, guna meningkatkan efisiensi kegiatan ekspor dan impor, JIIPE berencana untuk mengajukan diri sebagai Pusat Logistik Berikat (PLB).
Adapun untuk Juklak PLB saat ini sedang dibahas dan Bea Cukai akan membantu dan mengawal secara langsung manajemen JIIPE terkait rencana tersebut.
"Kimia, heavy industry itu cocok, karena lautnya bagus, harus masuk Kawasan Industri Strategis Nasional (KSN)," kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono saat mengunjungi JIIPE di Gresik, Minggu.
Imam mengatakan, dua perusahaan yang sudah mulai membangun pabrik di JIIPE yaitu perusahaan kimia asal Jerman Clariant dan produsen garam Unichem.
Dua perusahaan tersebut, lanjutnya, diyakini akan mengundang investor asing lainnya untuk masuk dan membangun pabrik di kawasan yang terintegrasi dengan pelabuhan tersebut.
Menurut Imam, faktor integrasi pada JIIPE membuat kawasan industri ini dapat menjadi percontohan bagi kawasan industri lainnya terutama di Indonesia timur.
Kawasan yang dibangun PT AKR dan PT Pelindo III ini merupakan generasi ketiga karena mampu memadukan beberapa unsur ekonomi serta sosial dan memenuhi kebutuhan industri modern yang berorientasi pada efisiensi dan kontinuitas produksi.
"Ada empat unsur yang dikembangkan di sini yaitu unsur ketersediaan infrastruktur, manajemen, lingkungan dan sosial. Nilai ekonomi tercipta berbarengan dengan dipertahankannya nilai lingkungan dan keterlibatan masyarakat sekitar," katanya.
Terkait akses jalan ke kawasan industri, JIIPE membutuhkan pelebaran jalan dan pembangunan Jalan Tol dari Gerbang Tol Manyar sepanjang 7,2 km. JIIPE juga mengusulkan pembangunan rel kereta api sepanjang 12 km. Sementara itu, guna meningkatkan efisiensi kegiatan ekspor dan impor, JIIPE berencana untuk mengajukan diri sebagai Pusat Logistik Berikat (PLB).
Adapun untuk Juklak PLB saat ini sedang dibahas dan Bea Cukai akan membantu dan mengawal secara langsung manajemen JIIPE terkait rencana tersebut.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: