"Kompetisi ini baru pertama kali digelar memeriahkan HPN dan antusiasme rekan-rekan jurnalis terhadap melawak tunggal ini sangat tinggi," ujar Ketua PWI Jawa Timur, Akhmad Munir, di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, kompetisi ini memang beda dan lepas dari kegiatan jurnalistik, namun tidak lepas dari keseharian jurnalis di sela-sela melaksanakan tugasnya.
Tujuan kompetisi ini untuk menghibur diri sendiri maupun orang lain sehingga tidak ada tema dan peserta bebas mengeksplor apa saja.
"Tapi tetap ada batasan dan dalam koridor norma, seperti peserta dilarang menggunakan unsur pornografi dan mengandung unsur SARA," ucap Kepala Biro Surabaya Kantor Berita ANTARA itu.
Sementara itu, Ketua Panitia HPN Jawa Timur 2016, Eko Pamuji, mengatakan peserta dilarang menjiplak isi kompetisi serupa yang sudah ada sehingga harus ide orisinal yang disampaikan dalam lawakannya nanti.
Ketentuan lain, lanjut dia, pada waktu tampil di babak penyisihan setiap peserta diberi waktu maksimal tiga menit.
"Bila peserta lolos ke babak final diberi waktu maksimal tujuh menit dan membawakan materi berbeda," katanya.
Yang berbeda lainnya, kata dia, tidak hanya jurnalis mewakili media cetak, radio, dalam jaringan (online) dan televisi, namun para narasumber yang selama ini selalu berinteraksi dengan jurnalis diberi kesempatan ikut.
"Ini agar lebih mengakrabkan awak media dengan masyarakat, terutama para narasumber. Total hadiahnya Rp8 juta," katanya.
Oleh panitia, peserta dipersilakan mendaftar di Balai Wartawan di Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya hingga batas waktu 23 Februari 2016 tanpa dipungut biaya.