Sleman (ANTARA News) - Swafoto atau "foto selfie" anak muda lereng Gunung Merapi saat memerah sapi yang diunggah ke media sosial dapat mendongkrak potensi wisata wilayah setempat, kata peneliti ekonomi kerakyatan dari Mubyarto Institute, Istianto Ari Wibowo.

"Menggali potensi wisata memerah sapi lereng Merapi, dapat diupayakan dengan mengandalkan para anak muda di sekitarnya," katanya di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, dengan melakukan swafoto saat memarah sapi kemudian disebarkan melalui akun media sosial merupakan cara yang cukup efektif untuk menarik minat wisatawan.

"Mendongkrak kunjungan wisatawan dapat dimulai dengan hal-hal simpel. Melibatkan sebanyak mungkin anak muda, yang akrab dengan sosial media. Agar semakin eksis di internet," katanya.

Ia mengatakan sifat narsis anak muda tersebut, dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak potensi dari daerahnya masing-masing.

"Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Di Patuk, Gunung Kidul yang sempat banyak anak muda berfoto selfie di sebuah taman bunga. Atau juga yang terjadi di Bantul, enceng gondok menjadi tempat narsis. Sampai banyak orang luar daerah untuk datang ikutan berfoto," katanya.

Istianto mengatakan mungkin itu hal yang biasa berfoto memerah susu sapi. Tapi bagi sebagian orang, itu hal yang cukup menarik.

"Ada produk wisata memerah susu sapi, itu difoto-foto saja, lalu diunggah di sejumlah media sosial," katanya.

Ia mengatakan dengan begitu, merintis wisata memerah susu sapi tidak perlu menunggu pemerintah setempat untuk turun. Namun, hanya membutuhkan motor penggerak di tingkat bawah saja.

"Penggeraknya pemuda ataupun kelompok peternaknya," katanya.

Memerah susu sapi, memang saat ini masih belum tergarap dengan baik potensi wisatanya di lereng Merapi, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa, Yogyakarta.

Padahal, jika dilakukan peternak mendapat keuntungan ganda. Selain hasil penjualan susunya, juga pemasukan dari wisatawan.

Menurut Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Heri Suprapto, memerah susu sapi cukup diminati wisatawan yang datang ke wilayahnya.

"Sudah ada wisatawan yang biasanya melakukan. Bus-bus yang lewat di Hunian Tetap (Huntap) Relokasi, Pagerjurang kadang ada yang mampir," katanya.

Menurut dia, saat ini hanya perlu dikembangkan saja upaya menggerakkan para peternak, kelompok tani, atau juga diperlukan pendampingan dari instansi pemerintah terkait.

"Sebenarnya jika memerah sapi ini akan diangkat menjadi potensi wisata minat khusus sudah siap, tinggal mendorong para peternak sapi dan pengetahuan soal manajemen pariwisatanya," katanya.