Kupang (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai ada kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) oleh bank sentral AS hanya dilakukan sekali pada tahun ini setelah pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen di depan kongres.

"Yellen menyampaikan di depan kongres bahwa tidak terlalu optimis untuk penyesuaian Fed Fund Rate. Sebelumnya kita bisa perkirakan empat kali menurun jadi dua kali, sekarang mungkin sudah banyak yang berfikir hanya sekali," ujar Agus di sela-sela rakor dengan pemerintah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat.

Di depan Kongres AS pada Rabu (10/2) lalu, Yellen mengisyaratkan bahwa The Fed masih terus membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, tetapi risiko-risiko kelesuan bisa menunda setiap tindakan lebih lanjut.

Ia menyatakan, kondisi keuangan di Amerika Serikat baru-baru ini menjadi kurang mendukung pertumbuhan, karena penurunan dalam ukuran-ukuran luas harga-harga ekuitas, tingkat pinjaman yang lebih tinggi untuk peminjam berisiko, dan apresiasi lebih lanjut dari dolar AS," kata Yellen.

"Perkembangan ini, jika mereka terbukti bertahan, bisa membebani prospek kegiatan ekonomi dan pasar tenaga kerja," ujar Yellen.

Pernyataan tersebut gagal menawarkan sinyal tentang apakah bank sentral AS akan mengubah suku bunganya pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 15-16 Maret.

Agus mengatakan, pernyataan Yellen tersebut tentu akan berdampak terhadap perkembangan ekonomi global terutama negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

"Ini tentu berdampak, tapi di dalam negeri inflasi tetap terjaga 4 plus minus 1 persen. Itu juga mendatangkan rasa optimisme bagi Indonesia," kata Agus.