Jakarta (ANTARA News) - Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tantangan tersendiri bagi kelestarian seni pencak silat, sebagai budaya asli Bangsa Indonesia, menurut Ketua MPR, Zulkifli Hasan.


Hal ini dia sampaikan saat menerima Panitia Munam Kejuaraan Terbuka Pencak Silat Internasional 2016, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, sesuai keterangan tertulis MPR. Dia menerima kehadiran tokoh silat Indonesia, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Eddie M Nalapraya.

Hasan menilai, berbagai jenis seni beladiri dari luar negeri sudah demikian banyak masuk ke Indonesia, sehingga Indonesia harus berusaha mempertahankan pencak silatnya.

Cara yang bisa dilakukan misalnya melakukan pemasyarakatan secara gencar, melalui pendidikan. Dengan begitu, sambung dia, setiap anak memiliki kewajiban untuk belajar pencak silat.



"Jangan sampai kita kalah dengan Muang Thai. Mereka sudah banyak ditemukan di kota besar, sementara pencak silat malah terpinggirkan," kata Hasan.




Muang Thai alias Thailand yang dulu dikenal dengan nama Siam, memiliki beberapa jenis bela diri tradisional yang sudah sangat dikenal dunia, di antaranya muaythai dan thai boxing yang sama-sama memiliki kejuaraan internasional dengan atlet-atlet dari semua penjuru dunia.

Kehadiran Panitia Munam Terbuka kali ini untuk melaporkan rencana pelaksanaan kejuaaraan Pencak silat Piala. Kejuaaran yang akan dilaksanakan pada 11-13 November di Cibubur itu rencananya akan diikuti sebanyak 2.000 peserta, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga dewasa.