Jenazah Kopilot Super Tucano dimakamkan hari ini
11 Februari 2016 08:44 WIB
Petugas mengangkut puing-puing pesawat latih tempur EMB-314 Super Tucano yang jatuh di permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Malang, Jawa Timur (ANTARA News) - Jenazah kopilot pesawat tempur EMB-314 Super Tucano yang jatuh di permukiman warga Jalan Adi Sucipto, Kota Malang, Serma Syaiful Arif Rakhman, akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati, Malang, Kamis.
Syaiful ditemukan paling akhir melalui proses evakuasi cukup panjang dari kokpit pesawat karena tertimbun reruntuhan, termasuk reruntuhan rumah penduduk yang hancur ditimpa pesawat.
Sebelumnya dua jasad warga sipil juga ditemukan di lokasi sama. Keduanya adalah Ermawati Ningtyas, istri pemilik rumah yang tertimpa pesawat, dan Nurcholis, karyawan RS Husada yang kost di rumah itu.
Sedangkan jasad pilot Mayor Pnb Ivy Safatillah ditemukan jauh dari lokasi kejadian di area persawahan di kawasan Karanglo, Kabupaten Malang.
Jenazah Erma dan Nurcholis sudah dimakamkan kemarin, sementara jenazah pilot Mayor Ivy diterbangkan ke Yogyakarta Rabu malam tadi untuk dimakamkan Kamis pagi ini di TMP Semaki Yogyakarta.
Sementara itu, sebelum dimakamkan di TMP Suropati Jalan Veteran, Kota Malang, jasad Serma Syaiful disemayamkan di rumah duka, Perum Pondok Wisata Blok H-19, Malang.
Menurut Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, Mayor Ivy sudah mempunyai 3.000 jam terbang dan 700 jam terbang menggunakan EMB-314 Super Tucano, pesawat yang dibeli dari Brasil, bahkan Ivy sangat menguasai EMB-314 Super Tucano karena termasuk salah satu pilot yang pernah sekolah Embraer Defense System, markas yang memproduksi pesawat itu di Brasil.
"Sampai saat ini penyebab jatuhnya pesawat belum bisa dijelaskan. Kami masih menunggu video recorder dari dalam pesawat untuk mengetahui penyebabnya. Badan pesawat sekarang amsih dalam proses evakuasi," kata dia, Rabu petang kemarin.
Pesawat tempur EMB-314 Super Tucano yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdurrahman Saleh, Malang, Rabu (10/2), jatuh menimpa rumah warga di kawasan padat penduduk di Jalan Adi Sucipto, Gang XII, Malang. Jatuhnya pesawat itu mengakibatkan empat orang meninggal, yakni pilot Mayor Ivi, co pilot Serma Syaiful, Ermawati Ningtyas, dan Nurcholis.
Dari 12 pesawat tempur counter-insurgency multirole EMB-314 Super Tucano yang dibeli pada 2012 dan sekarang hanya tinggal sebelas unit di Indonesia. Supriatna menyatakan, ada empat pesawat serupa yang akan didatangkan dari Brasil akhir Februari ini.
Syaiful ditemukan paling akhir melalui proses evakuasi cukup panjang dari kokpit pesawat karena tertimbun reruntuhan, termasuk reruntuhan rumah penduduk yang hancur ditimpa pesawat.
Sebelumnya dua jasad warga sipil juga ditemukan di lokasi sama. Keduanya adalah Ermawati Ningtyas, istri pemilik rumah yang tertimpa pesawat, dan Nurcholis, karyawan RS Husada yang kost di rumah itu.
Sedangkan jasad pilot Mayor Pnb Ivy Safatillah ditemukan jauh dari lokasi kejadian di area persawahan di kawasan Karanglo, Kabupaten Malang.
Jenazah Erma dan Nurcholis sudah dimakamkan kemarin, sementara jenazah pilot Mayor Ivy diterbangkan ke Yogyakarta Rabu malam tadi untuk dimakamkan Kamis pagi ini di TMP Semaki Yogyakarta.
Sementara itu, sebelum dimakamkan di TMP Suropati Jalan Veteran, Kota Malang, jasad Serma Syaiful disemayamkan di rumah duka, Perum Pondok Wisata Blok H-19, Malang.
Menurut Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, Mayor Ivy sudah mempunyai 3.000 jam terbang dan 700 jam terbang menggunakan EMB-314 Super Tucano, pesawat yang dibeli dari Brasil, bahkan Ivy sangat menguasai EMB-314 Super Tucano karena termasuk salah satu pilot yang pernah sekolah Embraer Defense System, markas yang memproduksi pesawat itu di Brasil.
"Sampai saat ini penyebab jatuhnya pesawat belum bisa dijelaskan. Kami masih menunggu video recorder dari dalam pesawat untuk mengetahui penyebabnya. Badan pesawat sekarang amsih dalam proses evakuasi," kata dia, Rabu petang kemarin.
Pesawat tempur EMB-314 Super Tucano yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdurrahman Saleh, Malang, Rabu (10/2), jatuh menimpa rumah warga di kawasan padat penduduk di Jalan Adi Sucipto, Gang XII, Malang. Jatuhnya pesawat itu mengakibatkan empat orang meninggal, yakni pilot Mayor Ivi, co pilot Serma Syaiful, Ermawati Ningtyas, dan Nurcholis.
Dari 12 pesawat tempur counter-insurgency multirole EMB-314 Super Tucano yang dibeli pada 2012 dan sekarang hanya tinggal sebelas unit di Indonesia. Supriatna menyatakan, ada empat pesawat serupa yang akan didatangkan dari Brasil akhir Februari ini.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: