Nairobi (ANTARA News) - Wabah kolera telah merenggut nyawa 550 orang lebih sejak Januari 2016 di Afrika Selatan dan Timur menurut badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (9/2).

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) Afrika Timur, hingga 21 Januari ada lebih dari 42.000 kasus kolera dan lebih dari 550 kematian yang berkatian dengan penyakit itu di wilayah tersebut.

OCHA menyatakan wabah kolera di wilayah tersebut dalam satu tahun terakhir menjadi luar biasa dalam hal kecenderungan muncul kembali segera setelah ditanggulangi dan kemampuan mempengaruhi area-area geografis yang sangat luas.

Lembaga tersebut menyatakan penyakit yang bisa dicegah itu menyerang Ethiopia, Kenya, Malawi, Mozambik, Sudan Selatan, Tanzania, Uganda dan Zimbabwe.

Dalam laporan terkininya OCHA juga menyatakan bahwa situasi di Tanzania sangat memprihatinkan karena penyakit tersebut telah menyebar di 21 dari 30 wilayah di negeri itu, termasuk Kepulauan Pemba dan Unguja di Zanzibar sejak awal wabah menyebar pada Mei 2015.

Kolera adalah diare akut yang terjadi karena mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae.

Secara umum bakteri kolera menyebar di berbagai tempat dengan kondisi kebersihan buruk, tempat orang tidak menggunakan kakus untuk buang hajat, atau tidak mencuci tangan mereka dengan sabun atau abu setelah buang air besar.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), penyebab utama kolera adalah kurangnya air bersih dan fasilitas sanitasi memadai, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.(Uu.C003)