Hujan lebat warnai perayaan Imlek di Pangkalpinang
8 Februari 2016 17:19 WIB
Dua barongsai melakukan atraksi di Vihara, Skyline, Kota Jayapura, Papua, Senin (8/1). Kemeriahan barongsai menandai Tahun Baru Imlek 2567 tahun 2016, sekaligus menjadi hiburan bagi masyarakat Kota Jayapura. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Pangkalpinang (ANTARA News) - Hujan lebat mewarnai perayaan Imlek di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sehingga menimbulkan genangan air di sejumlah jalan protokol dan lingkungan masyarakat daerah itu.
Pantauan Antara di Kota Pangkalpinang, Senin (2/8) terlihat pengunjung klenteng atau rumah ibadah umat Konghucu sepi pengunjung, karena hujan berintensitas sedang hingga lebat disertai angin cukup kencang mulai turun sekitar pukul 07.00 hingga sore.
Warga Tionghoa yang ingin merayakan Imlek cukup mengeluhkan hujan, karena mereka terpaksa basah-basahan ketika ingin beribadah dan bersilaturahmi ke rumah rekan atau tetangga yang merayakannya.
Dalam beberapa hari terakhir ini, hujan berintensitas sedang hingga lebat menguyur daerah ini, sehingga menimbulkan genangan air di sejumlah titik, seperti di Jalan Gabek II, Ahmad Yani dan pemukiman warga di dataran rendah.
A Kim salah seorang warga Tionghoa mengaku hujan lebat mengurangi semarak perayaan Imlek.
"Saya dan keluarga tidak bisa pergi beribadah ke klenteng dan bersilahturami ke sanak famili, karena hujan lebih mulai turun dari pagi tadi," ujarnya.
Ia mengaku untuk pergi beribadah dan silahturahmi hanya menggunakan sepeda motor dan jika dipaksakan akan mengganggu kekhusukan beribadah dan kenyamanan bersilahturahmi ke sanak familinya.
"Jika menggunakan mobil enak, karena tidak basah terkena hujan, namun menggunakan sepeda motor otomatis harus basah-basahan terlebih dahulu," katanya.
Berdasarkan prakiraan BMKG Pangkalpinang, memprediksi seluruh daratan di Babel berpotensi hujan dari intensitas ringan hingga sedang, mulai berlaku Senin (8/2).
Daratan yang berpotensi hujan ringan yaitu, Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, sedangkan Kabupaten Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang berpotensi hujan dengan intensitas sedang.
Pantauan Antara di Kota Pangkalpinang, Senin (2/8) terlihat pengunjung klenteng atau rumah ibadah umat Konghucu sepi pengunjung, karena hujan berintensitas sedang hingga lebat disertai angin cukup kencang mulai turun sekitar pukul 07.00 hingga sore.
Warga Tionghoa yang ingin merayakan Imlek cukup mengeluhkan hujan, karena mereka terpaksa basah-basahan ketika ingin beribadah dan bersilaturahmi ke rumah rekan atau tetangga yang merayakannya.
Dalam beberapa hari terakhir ini, hujan berintensitas sedang hingga lebat menguyur daerah ini, sehingga menimbulkan genangan air di sejumlah titik, seperti di Jalan Gabek II, Ahmad Yani dan pemukiman warga di dataran rendah.
A Kim salah seorang warga Tionghoa mengaku hujan lebat mengurangi semarak perayaan Imlek.
"Saya dan keluarga tidak bisa pergi beribadah ke klenteng dan bersilahturami ke sanak famili, karena hujan lebih mulai turun dari pagi tadi," ujarnya.
Ia mengaku untuk pergi beribadah dan silahturahmi hanya menggunakan sepeda motor dan jika dipaksakan akan mengganggu kekhusukan beribadah dan kenyamanan bersilahturahmi ke sanak familinya.
"Jika menggunakan mobil enak, karena tidak basah terkena hujan, namun menggunakan sepeda motor otomatis harus basah-basahan terlebih dahulu," katanya.
Berdasarkan prakiraan BMKG Pangkalpinang, memprediksi seluruh daratan di Babel berpotensi hujan dari intensitas ringan hingga sedang, mulai berlaku Senin (8/2).
Daratan yang berpotensi hujan ringan yaitu, Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, sedangkan Kabupaten Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang berpotensi hujan dengan intensitas sedang.
Pewarta: Aprionis
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: