Padang (ANTARA News) - Banjir dan lonsor yang terjadi di sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar) mengakibatkan lima orang meninggal dunia dan dua korban lainnya belum ditemukan.

"Lima korban meninggal itu di antaranya empat orang tertimbun material longsor di Kabupaten Solok Selatan, dan satu orang hanyut di Kabupaten Limapuluh Kota," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah {BPBD) Sumbar, Zulfiatno dihubungi melalui telepon dari Padang, Senin.

Korban meninggal itu, masing-masing di Solok Selatan, Upik (perempuan 55 tahun), Ramli (laki-Laki 20 tahun), Si Lin (perempuan 18 tahun), Nisa (perempuan 1,5 tahun).

Sementara dua orang yang masih dalam pencarian yaitu, M Yunus (laki-laki 65 tahun) dan Refa (Perempuan 2 tahun).

Sedangkan, korban meninggal di Limapuluh Kota, Padri (laki-laki 16 tahun).

Zulfiatno mengatakan hingga saat ini petugas di Solok Selatan masih berusaha untuk menemukan dua korban yang diduga tertimbun longsor.

Ia mengatakan, untuk membantu anggota BPBD di daerah bencana, BPBD Sumbar menurunkan satu tim untuk masing-masing daerah yang dibekali dengan perahu karet, pompa air, genset, serta makanan siap saji.

"Petugas di semua daerah sekarang terus berjaga dan meningkatkan kewaspadaan," katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan longsor maupun banjir, untuk ikut meningkatkan kewaspadaan.

Sejumlah daerah di Sumbar dikepung banjir dan longsor sejak dua hari terakhir akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi.

Data BPBD Sumbar, banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Solok Selatan, Sijunjung, Sawahlunto, Solok, Agam, Limapuluh Kota, dan Pasaman.

Tidak hanya merendam ribuan rumah warga, banjir dan longsor di beberapa titik juga mengakibatkan arus lalu lintas antar provinsi putus total, salah satunya di Kecamatan Pangkalan Kabupaten Limapuluh Kota.

Pj Bupati Limapuluh Kota, Yendri Thomas dihubungi melalui telepon membenarkan hal tersebut.

Ia mengatakan, jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Sumbar dan Provinsi Riau, tepatnya di Kecamatan Pangkalan telah putus total selama 36 jam terakhir akibat genangan air yang cukup tinggi.

"Kami bersama Dandim masih di lapangan untuk melakukan pemantauan," katanya.

Yendri menjelaskan, ribuan warga yang terdampak banjir telah mengungsi dan mendapat pertolongan dari petugas penanggulangan bencana.

Jalur yang terputus akibat banjir dan longsor juga terjadi di Muaro Cubadak Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman.

Longsor terjadi pada enam titik di perbatasan Sumbar dan Sumatera Utara itu mengakibatkan lalu lintas lumpuh.