Dua hari hujan, Sumbar dilanda banjir
8 Februari 2016 12:22 WIB
Sejumlah warga mengangkat sepeda motor ketika mengevakuasi barang-barang perabotan dari dalam rumah yang terendam banjir dengan menggunakan perahu karet di Pekanbaru, Riau (17/11). (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Padang (ANTARA News)- Hujan deras yang mengguyur Sumatera Barat (Sumbar), sejak dua hari terakhir menyebabkan banjir yang merendam ribuan rumah di Kota Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Limapuluh Kota.
"Banjir dan longsor di Solok Selatan terjadi di tiga kecamatan yaitu Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir," kata kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho saat dikonfirmasi dari Padang, Senin.
Ia menyampaikan banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Bangko, Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Lolo yang juga menyebabkan jalan Muaralabuh - Padang Aro Kerinci putus total.
Selain itu banjir juga menyebabkan 2.000 unit rumah terendam banjir hingga 1,5 meter dan 100 hektare sawah setinggi satu meter.
Sementara di Kota Solok Sungai Batang Lembang meluap menyebabkan banjir di Kelurahan Koto Panjang Kecamatan Tanjung Harapan dan Kelurahan Kampai Tabu yang merendam 36 rumah.
Kemudian di Agam, longsor terjadi pada Minggu dinihari pukul 02.00 WIB yang menutup akses jalan Bukittinggi-Lubuk Sikaping dengan panjang material longsor 15 meter setinggi 2,5 meter.
Banjir juga terjadi di Nagari Pangkalan Kecamatan Pangkalan Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota merendam 100 rumah hingga ketinggian satu meter.
Saat ini dilaporkan jalur Payakumbuh-Pekanbaru masih terputus akibat banjir yang terjadi.
Sementara, Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sicincin, Goeroeh Putranto menyampaikan cuaca ekstrem telah menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Sumbar.
Ia menyebutkan curah hujan di Sangir Batang Hari Solok Selatan mencapai 125 milimeter, Tanjung Gadang Sijunjung 72 milimeter, Lembang Jaya Solok 72,5 milimeter, Nagari Sijunjung 101 milimeter, Tiga Lurah Solok 60 milimeter dan Muara Labuh Solok Selatan 219 milimeter.
Ia menjelaskan hujan satu milimeter adalah air hujan yang jatuh di permukaan bumi sebanyak satu liter pada luasan satu meter persegi dengan anggapan bahwa air tersebut tidak mengalir, meresap atau menguap.
"Banjir dan longsor di Solok Selatan terjadi di tiga kecamatan yaitu Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir," kata kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho saat dikonfirmasi dari Padang, Senin.
Ia menyampaikan banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Bangko, Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Lolo yang juga menyebabkan jalan Muaralabuh - Padang Aro Kerinci putus total.
Selain itu banjir juga menyebabkan 2.000 unit rumah terendam banjir hingga 1,5 meter dan 100 hektare sawah setinggi satu meter.
Sementara di Kota Solok Sungai Batang Lembang meluap menyebabkan banjir di Kelurahan Koto Panjang Kecamatan Tanjung Harapan dan Kelurahan Kampai Tabu yang merendam 36 rumah.
Kemudian di Agam, longsor terjadi pada Minggu dinihari pukul 02.00 WIB yang menutup akses jalan Bukittinggi-Lubuk Sikaping dengan panjang material longsor 15 meter setinggi 2,5 meter.
Banjir juga terjadi di Nagari Pangkalan Kecamatan Pangkalan Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota merendam 100 rumah hingga ketinggian satu meter.
Saat ini dilaporkan jalur Payakumbuh-Pekanbaru masih terputus akibat banjir yang terjadi.
Sementara, Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sicincin, Goeroeh Putranto menyampaikan cuaca ekstrem telah menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Sumbar.
Ia menyebutkan curah hujan di Sangir Batang Hari Solok Selatan mencapai 125 milimeter, Tanjung Gadang Sijunjung 72 milimeter, Lembang Jaya Solok 72,5 milimeter, Nagari Sijunjung 101 milimeter, Tiga Lurah Solok 60 milimeter dan Muara Labuh Solok Selatan 219 milimeter.
Ia menjelaskan hujan satu milimeter adalah air hujan yang jatuh di permukaan bumi sebanyak satu liter pada luasan satu meter persegi dengan anggapan bahwa air tersebut tidak mengalir, meresap atau menguap.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: