Rupiah Jumat pagi menguat 139 poin
5 Februari 2016 10:53 WIB
Seorang petugas menghitung uang Rupiah di Kantor Pusat BNI Jakarta. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi bergerak menguat sebesar 139 poin menjadi Rp13.662 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.801 per dolar AS(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi bergerak menguat sebesar 139 poin menjadi Rp13.662 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.801 per dolar AS.
"Kombinasi sentimen mulai dari membaiknya harga komoditas serta perekonomian Indonesia periode kuartal IV 2015 yang membaik mendorong penguatan aset berdenominasi rupiah terhadap dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Jumat (5/2) pagi ini, berada di level 31,79 dolar AS per barel, menguat 0,22 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 34,54 dolar AS per barel, naik 0,23 persen.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 sebesar 4,79 persen, setelah perekonomian nasional pada triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy).
"Pertumbuhan PDB kuartal IV 2015 lebih baik dari konsensus yang sebesar 4,80 persen (yoy)," katanya.
Selain itu, lanjut dia, cadangan devisa periode Januari 2016 yang juga datang hari ini diperkirakan naik seiring dengan aliran dana asing yang masuk sejak awal tahun ini menambah sentimen positif bagi mata uang domestik.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pelaku pasar akan fokus ke kebijakan Bank Indonesia mengenai peluang pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) di tengah bulan ini, sentimen itu dapat menjadi tambahan sentimen positif bagi rupiah.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS kembali tertekan seiring berubahnya ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS menyusul data klaim pekerja yang naik ke 285.000.
"Serangkaian data ekonomi AS yang lemah kemungkinan besar akan menjadi penahan bagi bank sentral AS untuk menaikan suku bunganya," katanya.
"Kombinasi sentimen mulai dari membaiknya harga komoditas serta perekonomian Indonesia periode kuartal IV 2015 yang membaik mendorong penguatan aset berdenominasi rupiah terhadap dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Jumat (5/2) pagi ini, berada di level 31,79 dolar AS per barel, menguat 0,22 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 34,54 dolar AS per barel, naik 0,23 persen.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 sebesar 4,79 persen, setelah perekonomian nasional pada triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy).
"Pertumbuhan PDB kuartal IV 2015 lebih baik dari konsensus yang sebesar 4,80 persen (yoy)," katanya.
Selain itu, lanjut dia, cadangan devisa periode Januari 2016 yang juga datang hari ini diperkirakan naik seiring dengan aliran dana asing yang masuk sejak awal tahun ini menambah sentimen positif bagi mata uang domestik.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pelaku pasar akan fokus ke kebijakan Bank Indonesia mengenai peluang pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) di tengah bulan ini, sentimen itu dapat menjadi tambahan sentimen positif bagi rupiah.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS kembali tertekan seiring berubahnya ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS menyusul data klaim pekerja yang naik ke 285.000.
"Serangkaian data ekonomi AS yang lemah kemungkinan besar akan menjadi penahan bagi bank sentral AS untuk menaikan suku bunganya," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: