Jakarta (ANTARA News) - Norwegia mengucurkan dana 50 juta dolar AS untuk mendukung restorasi gambut sebagai bagian dari letter of intent (LoI) Pengurangan Emisi Gas Carbon Rumah Kaca dari Deforestrasi dan Degradasi Hutan (REDD) di Indonesia.

"Dana 50 juta dolar AS untuk hingga akhir 2016, dananya untuk program kerja BRG (Badan Restorasi Gambut)," kata Kepala BRG Nazir Foead di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, ia mengatakan dana 50 juta dolar AS dari Norwegia tersebut merupakan bagian dana dari fase II LoI REDD Indonesia--Norwegia sebesar 140 juta dolar. Dana untuk menjalankan program restorasi gambut tersebut akan dikucurkan dua kali hingga akhir 2016.

"Dana 50 juta dolar AS itu turun dua kali, 25 juta dolar AS dan 25 juta dolar AS dalam 2016. Teknis detilnya, masih mau didiskusikan seperti apa," ujar dia.

BRG, ia mengatakan, merupakan kelembagaan baru yang masih dalam proses melengkapi. Kinerja kelembagaan ini tidak boleh terkendala, maka sambil menunggu BRG siap dengan mekanisme pendanaan sendiri maka untuk saat ini pengelolan keuangan akan dilakukan lembaga lain.

"Sama seperti pendanaan BP REDD melalui UNDP," ujar dia.

Menurut Nazir, pendanaan untuk BRG karena Norwegia melihat keputusan Presiden Joko Widodo cukup progresif dalam mencegah kebakaran, emisi karbon, dan deforestasi lahan gambut. "Ditambah lagi kebijakan lahan gambut yang mash baik tidak boleh dibuka. Kebijakan tersebut direspon Norwegia seperti ini".

Sebelumnya, ia mengatakan Amerika Serikat telah berkomitmen untuk membantu melakukan restorasi gambut dengan menjanjikan dana 17 juta dolar AS. "Minggu lalu Yayasan Packard menjanjikan dana membantu restorasi gambut sebesar 15 juta dolar AS".

Sementara itu, Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Vidar Helgesen usai bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan pihaknya ingin membantu membuat progres yang baik untuk restorasi gambut bersama BRG.

Lebih lanjut ia mengatakan ingin membantu proses pembentukan hingga persiapan operasi BRG dalam merestorasi lahan gambut yang terbakar hebat di 2015. Norwegia akan memberikan dukungan termasuk menghentikan alih fungsi lahan gambut karena langkah preventif menjadi penting.

"Kami sudah bicara dengan Pak Nazir (Kepala BRG) kemarin untuk membantu BRG beroperasi," ujar dia.