Medan (ANTARA News) - PT Railink menargetkan pengoperasian Kereta Api Bandara Soekarno Hatta (Soeta) paling lambat awal 2017 atau di dalam semester I 2017.

Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto, di Medan, Rabu, mengatakan, dewasa ini pengerjaan kereta api Bandara Soekarno-Hatta atau Soetta itu sudah mulai dilakukan, meski pembebasan lahan masih sekitar 60 persen.

Pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan rel kereta api Soetta itu sekitar 12,1 kilometer (dari Stasiun Batu Ceper ke Stasiun Bandara Soetta) dari panjang rel yang sudah ada sebelumnya sekitar 24,2 kilometer.

"Manajemen terus fokus mengatasi hambatan di proyek itu termasuk bersiap mendatangkan kareta dari Swedia," katanya.

Dia menjelaskan, untuk kereta api bandara di Jakarta itu, kapasitas tempat duduk yang disiapkan sekitar 33.700an kursi dengan rincian satu train set isinya terdiri dari enam unit yang berkapasitas 272 tempat duduk .

Adapun operasional kereta api itu sebanyak 124 trip (keberangkatan/kepulangan) setiap hari dengan keberangkatan/kedatangan setiap 15 (lima belas) menit sekali.

Menurut Heru, frekuensi Railink di Soetta itu memang jauh lebih banyak dari Bandara Kualanamu yang masih 40-42 kali sehari dengan keberangkatan/kedatangan setiap 30 menit.

Adapun tingkat isian kereta api Bandara Soetta itu juga diperkirakan bisa langsung lebih tinggi dari Kualanamu atau bisa mencapai 60 persen.

"Pola fikir dan budaya masyarakat di Jakarta berbeda atau lebih mandiri dibandingkan warga Sumut sehingga isian kereta api Soetta diyakini bisa lebih banyak.Masyarakat Sumut masih banyak yang memilih atau suka diantar dan dijemput ke bandara," katanya.

Saat di Medan pada acara Penandatangananan Kesepakatan Bersama Antara Direktorat Jenderal Perkerataapian Kementerian Perhubungan Dengan Kereta Api Indonesia - Railink- Angkasa Pura II di Sumut akhir tahun 2015, dia mengaku pendanaan proyek itu juga sudah tidak ada masalah.

Alasan Heru, karena Railink sudah mendapat pinjaman kredit sindikasi dari empat bank yakni BRI, BNI 46, Mandiri dan BCA dengan induknya BRI.

Sedangkan kereta apinya juga tidak bermasalah karena sudah dipesan dari Swedia yang memang menjadi pemenang tender proyek pengadaan kereta api Bandara Soetta itu.

Proyek kereta api bandara itu sendiri merupakan yang kedua bagi Railink setelah Bandara Kualanamu di Deliserdang, Sumut.

Dia menegaskan, pembangunan kereta api bandara itu merupakan tindak lanjut dari dari Peraturan Presiden (Perpres) No 83 Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 tentang penugasan kepada PT KAI untuk menyelenggarakan prasarana dan sarana KA Bandara Soetta dan jalur lingkar Jabodetabek.