Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa pagi bergerak menguat 19 poin menjadi Rp13.612 dibandingkan sebelumnya Rp13.631 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS. Data inflasi Januari 2016 yang memang jauh lebih tinggi dibandingkan Desember 2015, tetapi masih lebih rendah dari perkiraan pasar serta Bank Indonesia sehingga hal itu menjaga harapan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) lanjutan tetap besar," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa harapan inflasi yang rendah masih berpeluang tetap terjaga seiring dengan harga minyak mentah dunia yang cenderung masih dalam tren pelemahan sehingga memperbesar peluang pemangkasan harga barang yang diatur oleh pemerintah seperti tarif listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pascapengumuman inflasi, lanjut dia, pelaku pasar uang akan fokus ke angka produk domestik bruto (PDB) kuartal IV 2015 yang diperkirakan membaik ke 4,8-4,9 persen (year on year).
Ia menambahkan bahwa melemahnya dolar AS salah satunya juga dipicu oleh indeks manufaktur AS yang kurang memuaskan. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan indeks pembelian manajer (PMI) AS untuk Januari tercatat 48,2 persen pada Januari.
"Secara umum angka manufaktur dari berbagai negara diumumkan stabil dengan kecenderungan penurunan," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa data PMI Amerika Serikat itu melengkapi kelesuan aktivitas sektor tersebut menjadi empat bulan beruntun.
"Dolar AS semakin tertekan dengan kehati-hatian, apalagi Vice Chairman Stanley Fischer juga cenderung masih khawatir terhadap pertumbuhan AS," katanya.
Rupiah Selasa pagi menguat 19 poin
2 Februari 2016 10:48 WIB
Ilustrasi - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: