Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa dibuka turun sebesar 25,69 poin seiring dengan data ekonomi negara AS dan Tiongkok yang masih melambat.

IHSG BEI dibuka melemah 25,69 poin atau 0,56 persen menjadi 4.598,94. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 6,33 poin (0,78 persen) menjadi 797,17.

"Data ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat yang masih mensinyalkan kondisi perlambatan menjadi indikasi buruk bagi pasar saham, apalagi harga minyak berpeluang kembali turun," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS kuartal IV berekspansi pada kecepatan 0,7 persen (year on year), lebih rendah dari capaian periode tiga bulan sebelumnya sebesar 2,0 persen.

"Data PDB AS itu mengindikasikan perlambatan laju ekonomi sebagian besar disebabkan oleh melemahnya belanja konsumen, penurunan ekspor dan meningkatnya persediaan bisnis," katanya.

Ia menambahkan bahwa sementara indeks pembelian manajer (PMI) AS untuk Januari tercatat 48,2 persen, meningkat 0,2 persentase poin, juga cenderung masih belum stabil.

Sedangkan dari Tiongkok, lanjut dia, PMI manufaktur Tiongkok turun menjadi 49.4 di bulan Januari 2016. Sementara PMI sektor jasa turun menjadi 53.5, lebih rendah dibandingkan Desember 2015.

Dari dalam negeri, Nico Omer mengemukakan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor manufaktur Indonesia menunjukan pemulihan sepanjang Januari lalu. Indeks PMI Manufaktur Indonesia menjadi 48,9 dari 47,8 pada Desember 2015.

"Meski menunjukkan kenaikan, poin PMI manufaktur Indonesia itu masih di level kontraksi," katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 53,02 poin (0,27 persen) ke level 19.542,48, indeks Nikkei turun 34,20 poin (0,19 persen) ke level 17.831,03, dan Straits Times melemah 12,81 poin (0,45 persen) ke posisi 2.590,92.