Bandung (ANTARA News) - Tim Dayung PON XIX/2016 Jawa Barat membeli perahu baru dari Portugal dan Italia untuk semua nomor pertandingan guna mengoptimalkan upaya mengejar target juara umum pada ajang olahraga nasional empat tahunan itu.
"Rencananya kita akan menggunakan perahu baru, yang rencananya tiba pada Februari 2016 ini," kata Pelatih Dayung Jawa Barat Suryadi di Bandung, Senin.
Menurut dia, dengan peralatan pertandingan yang baru diharapkan bisa meningkatkan akselerasi dan kepercayaan diri para atlet saat berlaga sebagai tuan rumah pada PON XIX/2016.
Suryadi menyebutkan, perahu-perahu baru itu dibeli langsung dari negara produsen peralatan itu yakni untuk perahu kayak dan kano dari Portugal, perahu rowing dari Italia serta perahu naga dari negara leluhurnya Tiongkok.
"Kedatangan perahu itu mungkin bertahap, Februari ini kayak dan kano mungkin segera tiba," kata Suryadi.
Ia menyebutkan, penggunaan perahu baru untuk pertandingan salah satu yang menguntungkan. Pasalnya selain perahu dengan model terbaru, juga dipastikan memiliki keunggulan dibandingkan dengan tipe atau jenis dari keluaran sebelumnya.
"Bentuknya mungkin sama, tapi spesifikasinya tentu ada kelebihan, yang jelas perahu baru memiliki respon meluncur lebih baik dibandingkan dengan perahu yang sudah lama," katanya.
Ia menyebutkan enam hingga lima bulan melakukan aklimatisasi dengan perangkat baru akan mendukung dan menguntungkan bagi Jawa Barat. Sebagai tuan rumah, kata Suryadi pihaknya akan mengembalikan kejayaan pada cabang olahraga air itu.
Suryadi mengakui peluang mendulang emas pada PON XVIII/2012 di Riau gagal dan hanya berakhir di peringkat kedua. Namun pada PON XIX/2016 Jabar akan mengembalikan supremasi terbaik cabang itu dimana Jabar memiliki tradisi gemilang di cabang dayung.
"Fokus kami memaksimalkan atlet-atlet yang dulu meraih medali perak pada PON XIX/2016 diproyeksikan emas. Potensi mereka cukup besar dan saat ini jadi kekuatan Jabar," katanya.
Lebih lanjut, Suryadi yang juga pelatih dayung nasional itu telah melakukan pemetaan kekuatan atlet berdasarkan hasil babak pra kualifikasi cabang dayung yang digelartahun lalu.
"Kekuatan atlet hasil pra kualifikasi PON XIX/2016 lalu sudah terpetakan, memang cukup berat dan persaingan dipastikan sangat ketat. Namun sebagai tuan rumah Jabar tidak boleh lengah dan tetap mengamankan target saat bertanding di rumah sendiri," kata Suryadi.
Adanya pembatasan usia atlet yakni maksimal 28 tahun, cukup berpengaruh kepada Jawa Barat dan juga daerah lainnya. Pasalnya ada beberapa atlet yang terpaksa tidak bisa turun karena usianya sudah di atas 28 tahun.
"Kondisinya tak hanya dialami Jawa Barat, daerah lain juga sama terpengaruh dengan pembatasan usia. Namun Jabar masih cukup beruntung karena masih banyak di usia itu, bahkan saat ini atlet Jabar menghuni 30 persen atlet Pelatnas," katanya.
Selain akan memaksimalkan di empat nomor yakni kayak, cano, rowing dan perahu naga, Jabar juga mengincar peluang emas pada nomor baru yakni slalom. Meski baru pertama kali dipertandingkan di ajang PON, namun Jabar memiliki potensi besar karena atlet andalannya Chanda S Nugraga saat ini menghuni Pelatnas bahkan turun di ajang SEA Games 2015 di Singapura.
"Beberapa nomor sudah kita petakan, termasuk di slalom. Di rowing juga potensinya besar. Dengan TC lebih awal kami optimistis bisa lebih siap," katanya.
Terkait performance atletnya, kata Suryadi saat ini masih digenjot performancenya. Salah satu mengejar catatan waktu terbaik masing-masing sebelum turun pada ajang uji tanding maupun turun di kejuaraan.
Tim dayung Jabar beli perahu dari Portugal dan Italia
1 Februari 2016 18:18 WIB
Maskot PON 2016 (ANTARA News/Sapto Heru Purnomojoyo)
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: