Subulussalam (ANTARA News) - Sembilan desa di Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh, terisolir karena empat jembatan penghubung ke daerah itu putus akibat banjir bandang pada Minggu dini hari.

Camat Longkib, Hal Haris, di Subulussalam, Minggu, mengatakan bahwa hujan lebat yang menguyur Kota Subulussalam sejak Sabtu malam (30/1) mengakibatkan banjir bandang di Kecamatan Longkib, dan menyebabkan empat unit jembatan putus.

Ia mengatakan, jembatan Sikerabang dan Rantau Panjang berada di jalan utama sekaligus merupakan satu-satunya akses keluar menuju ke Kecamatan Runding maupun ke Simpang Kiri, pusat kota pemerintah Kota Sulussalam.

Dua jembatan lainnya, menurut dia, berada di Desa Bukit Alim yang selama ini penghubung antara dusun. Keempat jembatan itu ambruk setelah dihantam banjir sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tadi.

Akibatnya, ia mengemukakan, sembilan desa di Kecamatan Longkib terisolir, yakni Desa Sepang, Longkib, Panji, Darul Makmur, Lae Saga, Bangun Sari, Darussalam, Sikerabang dan Bukit Alim.

"Jangankan mobil, sepeda motor saja tidak bisa lewat, karena kondisi jembatan putus total," ujarnya.

Ia mengemukakan, banjir kali ini merupakan yang terparah dari sebelumnya, akibat arus air yang sangat kencang sehingga merobohkan sejumlah jembatan di wilayah itu.

Pemerintah Kota Subulussalam, dikatakannya, sudah mendapat laporan musibah itu, agar dilakukan upaya penyelamatan guna menghindari krisis pangan dan kebutuhan pokok warga.

"Ini saya sedang rapat dengan Sesda," katanya.

Ia mengatakan, hasil pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sesda) Kota Subulussalam, Damhuri, diperintahkan kepada dinas dan badan terkait untuk melakukan penanganan secepat mungkin, seperti mengirim bantuan masa panik selama lima hari.

Selain itu, ia menyatakan, segera dikerahkan rakit fiber di lokasi jembatan rusak, sehingga masyarakat sembilan desa bisa segera melintas dalam waktu yang tidak begitu lama.

"Hasil rapat dengan Sesda dan dinas badan terkait, Longkib darurat bencana sehingga dibutuhkan penanganan serius," katanya.

Selain jembatan putus, ia mengemukakan, banjir juga merendam sedikit-dikitnya 140 rumah penduduk di Desa Subulussalam Timur, Kecamatan Simpang. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Camat Simpang Kiri, Jhoni Arizal, mengatakan bahwa banjir disebabkan hujan deras melanda wilayah itu, sehingga mengakibatkan meluapnya Sungai Cepu Indah yang berada di desa setempat dengan ketinggian air sekira 1,5 meter.

Rumah warga mulai direndam banjir sejak pukul 04.30 WIB dini hari, mereka lalu mengungsi ke rumah tetangga yang lebih tinggi.

Namun, warga yang kebanyakan sedang tidur saat banjir datang membuatnya tidak sempat menyelamatkan berbagai barang di rumahnya.

"Kerugian akibat banjir ini mencapai puluhan juta rupiah, karena ada barang-barang tidak bisa diselamatakan," ujarnya.

Jhoni menyatakan, banjir surut sekitar pukul 09.00 WIB, dan sejumlah warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah mereka untuk membersihkan rumah mereka yang terendam air.

"Saat ini warga sudah pulang ke rumah masing-masing," katanya menambahkan.