Banda Aceh (ANTARA News) - Ketua Fraksi Gerindra-PKS DPR Aceh, Abdurrahman Ahmad mempertanyakan capaian kerja sama dengan investor yang telah dicapai oleh Pemerintah Aceh dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami meminta kepada Pemerintah Aceh agar dapat memberikan penjelasan terkait jumlah calon investor yang sudah menjalin kerja sama dan sudah sejauh mana perkembangan kerja sama itu," katanya di Banda Aceh, Jumat.

Hal itu disampaikannya di sela-sela pemandangan umum Anggota DPR Aceh terhadap Rancangan Qanun/peraturan daerah Tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Aceh (APBA) Tahun Anggaran 2016 pada paripurna 2 masa persidangan I tahun itu.

Ia menjelaskan pengalaman gagal investasi di Aceh memang bukan cerita baru dan bukan sebuah hal yang langka jika ada pemilik modal yang akhirnya "angkat kaki" dari Aceh setelah penandatanganan nota kesepahaman.

Menurut dia, bagi calon investor yang berorientasi pada keuntungan, maka akan melihat banyak hal sebelum menanamkan modalnya akan mempertimbangkan berbgai aspek seperti keamanan, regulasi atau ketentuan ditingkat lokal yang ramah investor, potensi tentangan dan sikap masyarakat.

"Semua aspek tersebut akan menjadi pertimbangan serius para pemilik modal sebelum berinvestasi di setiap kawasan dan potensi ekonomi," kata Politisi Partai Gerindra tersebut.

Ia mencontohkan, rencana eksploitasi panas bumi (gheotermal) Seulawah Agam untuk menghasilkan listrik, sampai saat ini belum ada kejelasan, meskipun proses negosiasi sudah dimulai sejak enam tahun silam.

Karena itu pihaknya berharap agar Pemerintah Aceh dapat memetakan sekaligus memberikan penjelasan terkait jumlah investor yang sudah menjadi kerja sama dan termasuk realiasi yang telah dicapai dari kerja sama tersebut.