Nelayan Mukomuko panen ikan layur
29 Januari 2016 00:05 WIB
Nelayan menjemur ikan di sentra pembuatan ikan asin Pelabuhan Ikan Nasional, Karangantu, Kasemen, Serang, Banten, Selasa (9/10). Harga ikan asin di TPI Karangantu naik akibat musim angin Selatan sehingga pasokan berkurang seperti ikan teri tawar naik dari Rp 28.000/kg menjadi Rp 32.000 serta ikan teri asin dari Rp 17.000/kg menjadi Rp 20.000/kg, ikan asin layur yang semula Rp 14.000/kg naik menjadi Rp 16.000/kg. (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)
Mukomuko (ANTARA News) - Nelayan di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, selama dua bulan ini panen ikan layur atau beledang yang laku dijual dengan harga Rp33.000 per kilogram.
"Sudah dua bulan nelayan panen ikan layur. Namun saat ini jumlah ikan layur tangkapan nelayan mulai menurun," kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mukomuko Rahmad Hidayat, di Mukomuko, Kamis.
Ia mengatakan, jumlah ikan layur tangkapan nelayan menurun karena musim ikan ini sebentar lagi kemungkinan berakhir.
Pada awal musim ikan ini, nelayan di Pantai Indah Mukomuko (PIM) saja bisa mendapatkan sedikitnya 10 ton ikan layur. Belum lagi nelayan di Kecamatan Ipuh dan Kecamatan Teramang Jaya.
Ia menyebutkan, sebanyak 10 ton ikan layur tangkapan nelayan PIM itu berdasarkan laporan dari pedagang pengumpulkan ikan layur. Pada awal musim ikan setiap pedagang dari enam pedagang mendapat rata-rata sebanyak 1 ton ton ikan layur per harinya. Namun pada bulan kedua ini turun setiap toke menampung rata-rata 500 kilogram ikan ini.
"Dari total keseluruhan ikan layur yang ditampung enam toke pada bulan pertama musim ikan ini sebanyak 10 ton per hari. Kini turun menjadi 5 ton per hari," ujarnya.
Menurutnya, musim ikan layur selama dua bulan itu termasuk yang paling lama. Biasanya tidak sampai selama itu.
Karena, katanya, perairan laut di daerah itu bukan menjadi tempat bersarang ikan tetapi hanya sebagai perlintasan ikan.
"Produksi ikan ini turun karena sebentar lagi musim ikan ini berakhir. Jadi berangsur-angsur hasil tangkapan nelayan menurun," ujarnya.
Sementara itu, sebutnya, harga ikan layur kelas dua dengan berat 1,6-2,1 ons per ekor sebesar Rp15.000 per kilogram. Sedangkan harga ikan layur kelas satu dengan berat di atas 2,1 ons sebesar Rp33.000 per kilogram.
"Sudah dua bulan nelayan panen ikan layur. Namun saat ini jumlah ikan layur tangkapan nelayan mulai menurun," kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mukomuko Rahmad Hidayat, di Mukomuko, Kamis.
Ia mengatakan, jumlah ikan layur tangkapan nelayan menurun karena musim ikan ini sebentar lagi kemungkinan berakhir.
Pada awal musim ikan ini, nelayan di Pantai Indah Mukomuko (PIM) saja bisa mendapatkan sedikitnya 10 ton ikan layur. Belum lagi nelayan di Kecamatan Ipuh dan Kecamatan Teramang Jaya.
Ia menyebutkan, sebanyak 10 ton ikan layur tangkapan nelayan PIM itu berdasarkan laporan dari pedagang pengumpulkan ikan layur. Pada awal musim ikan setiap pedagang dari enam pedagang mendapat rata-rata sebanyak 1 ton ton ikan layur per harinya. Namun pada bulan kedua ini turun setiap toke menampung rata-rata 500 kilogram ikan ini.
"Dari total keseluruhan ikan layur yang ditampung enam toke pada bulan pertama musim ikan ini sebanyak 10 ton per hari. Kini turun menjadi 5 ton per hari," ujarnya.
Menurutnya, musim ikan layur selama dua bulan itu termasuk yang paling lama. Biasanya tidak sampai selama itu.
Karena, katanya, perairan laut di daerah itu bukan menjadi tempat bersarang ikan tetapi hanya sebagai perlintasan ikan.
"Produksi ikan ini turun karena sebentar lagi musim ikan ini berakhir. Jadi berangsur-angsur hasil tangkapan nelayan menurun," ujarnya.
Sementara itu, sebutnya, harga ikan layur kelas dua dengan berat 1,6-2,1 ons per ekor sebesar Rp15.000 per kilogram. Sedangkan harga ikan layur kelas satu dengan berat di atas 2,1 ons sebesar Rp33.000 per kilogram.
Pewarta: Ferri Arianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: