BPPT: lengan Tawan bukan robot
28 Januari 2016 13:21 WIB
Seorang montir I Wayan Sumardana alias Tawan memperbaiki alat sepeda motor pelanggan di bengkel kerjanya di Desa Nyuh Tebel, Karangasem, Bali, Kamis (21/1). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pusat Teknologi Elektronika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Yudi Purwantoro menyebut lengan "robot" I Wayan Sumardana dari Bali bukan robot tetapi sebuah alat bantu.
"Dan saat ini yang disebut robot jelas memiliki sistem kepintaran. Yakni berdasarkan komputerisasi dan di-input sistem perintah dengan akurasi yang tinggi, dan ada sistem kendalinya," kata Yudi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Karena itu, ia mengatakan, apa yang dibuat Wayan yang akrab disapa Tawan itu, merupakan sebuah alat bantu saja, karena belum memiliki sistem kepintaran yang dimaksud.
Namun demikian, apa yang dikembangkan Tawan seorang diri harus diapresiasi karena merupakan hal positif, kreatif, dan tepat guna.
Terkait pengembangan robot di Indonesia, Yudi mengatakan, beberapa perusahaan multinasional telah menggunakan robot. Namun itu pun hasil pengembangan yang dibawa dari negara asalnya.
"Orang Indonesia juga mampu membuat robot. Bahkan kita sempat menjuarai kontes robot di tingkat internasional," ujar dia.
Sementara itu, tentang klaim mahasiswa di satu pendidikan tinggi swasta di Indonesia yang membuat kursi roda yang dapat dikendalikan otak manusia, menurut dia, sampai saat ini di dunia internasional belum ada satupun yang dapat membuat robot yang mampu dikendalikan nalar manusia.
"Hal itu mungkin sedang dikembangkan. Namun sampai saat ini masih sebatas tontonan film saja," ujar dia.
"Dan saat ini yang disebut robot jelas memiliki sistem kepintaran. Yakni berdasarkan komputerisasi dan di-input sistem perintah dengan akurasi yang tinggi, dan ada sistem kendalinya," kata Yudi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Karena itu, ia mengatakan, apa yang dibuat Wayan yang akrab disapa Tawan itu, merupakan sebuah alat bantu saja, karena belum memiliki sistem kepintaran yang dimaksud.
Namun demikian, apa yang dikembangkan Tawan seorang diri harus diapresiasi karena merupakan hal positif, kreatif, dan tepat guna.
Terkait pengembangan robot di Indonesia, Yudi mengatakan, beberapa perusahaan multinasional telah menggunakan robot. Namun itu pun hasil pengembangan yang dibawa dari negara asalnya.
"Orang Indonesia juga mampu membuat robot. Bahkan kita sempat menjuarai kontes robot di tingkat internasional," ujar dia.
Sementara itu, tentang klaim mahasiswa di satu pendidikan tinggi swasta di Indonesia yang membuat kursi roda yang dapat dikendalikan otak manusia, menurut dia, sampai saat ini di dunia internasional belum ada satupun yang dapat membuat robot yang mampu dikendalikan nalar manusia.
"Hal itu mungkin sedang dikembangkan. Namun sampai saat ini masih sebatas tontonan film saja," ujar dia.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: