Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah belum bisa dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan ekspor karena masih tergantungnya Indonesia kepada ekspor komoditas mentah.

"Sekarang ini, kalau seandainya Indonesia ekonominya mengandalkan lebih kepada komoditas mentah, itu memang kondisi nilai tukar tidak terlalu memberikan manfaat kepada peningkatan ekspor," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di sela-sela Mandiri Economic Forum di Jakarta, Selasa.

Menurut Agus, apabila Indonesia telah memiliki proses produksi untuk penambahan nilai barang-barang ekspor yang cukup dalam, maka kinerja ekspor akan terbantu dengan kondisi nilai tukar yang sekarang.

"Jadi memang kuncinya, kita harus bisa melakukan peningkatan nilai tambah bagi produk-produk yang dihasilkan di Indonesia dan fokus ekspor ke suatu global value chain," ujar Agus.

Ia menuturkan, ke depan, harga komoditas sendiri masih akan terus tertekan dan Indonesia sebagai negara yang masih mengandalkan eksopr komoditas mentah harus memberikan memperhatikan masalah ini.

"Indonesia harus melakukan eksplorasi pasar yang baru dan juga upaya untuk meningkatkan nilai tambah produksi dalam negeri. Saya rasa ini adalah kunci supaya kita punya ekspor yang lebih baik," kata Agus.

Nilai tukar rupiah sendiri menguat sebesar 14 poin Rabu pagi tadi menjadi Rp13.865 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.879 per dolar AS.