Asita harapkan Imlek momentum dongkrak kunjungan wisman Tiongkok
27 Januari 2016 11:10 WIB
Wisatawan mengunjungi pura di tengah laut di, Pura Tanah Lot Kabupaten, di Tabanan, Bali, Sabtu (26/12). (ANTARA FOTO/Wira Suryantala/nym/kye/15)
Denpasar (ANTARA News) - Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (Asita) Bali mengharapkan momentum Hari Raya Imlek mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan mancanegara khususnya dari Tiongkok.
"Ini momentum menggarap wisatawan dari Tiongkok jelang Imlek di tengah musim sepi kunjungan turis bulan ini," kata Ketua Asita Bali, Ketut Ardana di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, seperti tahun-tahun sebelumnya turis dari negeri tirai bambu itu biasanya melonjak hingga rata-rata 20 persen, angka yang signifikan.
Mereka, kata dia, juga memiliki tingkat lama tinggal yang cukup yakni rata-rata lima hari empat malam.
Ardana lebih lanjut menjelaskan bahwa Bali sangat potensial meningkatkan kunjungan wisatawan dari negeri panda tersebut mengingat saat ini sudah dibangun akses penerbangan langsung dari sejumlah kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai dan Guangzou ke Denpasar, Bali.
Akses penerbangan itu kini telah dilayani oleh sejumlah maskapai penerbangan nasional dan maskapai penerbangan asing.
Wisatawan Tiongkok per tahun, lanjut dia, mencapai sekitar 200 juta orang, tetapi yang berkunjung ke Pulau Dewata, masih di bawah satu juta orang.
Hal itu, kata dia, memerlukan perhatian dari semua pihak termasuk pemerintah dan kalangan bisnis pariwisata untuk menggarap potensi turis dari negeri dengan ikon tembok besar tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat wisatawan dari Tiongkok memang menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Wisatawan Tiongkok mencapai sebanyak 642 ribu orang selama periode Januari hingga November 2105 atau terbesar kedua.
Angka tersebut berkontribusi sebesar 17,68 persen terhadap total kunjungan wisman ke Bali yang mencapai 3.631.195 orang.
Selama 2015, jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok tersebut meningkat 19 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2014 dengan jumlah wisatawan mencapai 539.371 orang.
"Ini momentum menggarap wisatawan dari Tiongkok jelang Imlek di tengah musim sepi kunjungan turis bulan ini," kata Ketua Asita Bali, Ketut Ardana di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, seperti tahun-tahun sebelumnya turis dari negeri tirai bambu itu biasanya melonjak hingga rata-rata 20 persen, angka yang signifikan.
Mereka, kata dia, juga memiliki tingkat lama tinggal yang cukup yakni rata-rata lima hari empat malam.
Ardana lebih lanjut menjelaskan bahwa Bali sangat potensial meningkatkan kunjungan wisatawan dari negeri panda tersebut mengingat saat ini sudah dibangun akses penerbangan langsung dari sejumlah kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai dan Guangzou ke Denpasar, Bali.
Akses penerbangan itu kini telah dilayani oleh sejumlah maskapai penerbangan nasional dan maskapai penerbangan asing.
Wisatawan Tiongkok per tahun, lanjut dia, mencapai sekitar 200 juta orang, tetapi yang berkunjung ke Pulau Dewata, masih di bawah satu juta orang.
Hal itu, kata dia, memerlukan perhatian dari semua pihak termasuk pemerintah dan kalangan bisnis pariwisata untuk menggarap potensi turis dari negeri dengan ikon tembok besar tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat wisatawan dari Tiongkok memang menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Wisatawan Tiongkok mencapai sebanyak 642 ribu orang selama periode Januari hingga November 2105 atau terbesar kedua.
Angka tersebut berkontribusi sebesar 17,68 persen terhadap total kunjungan wisman ke Bali yang mencapai 3.631.195 orang.
Selama 2015, jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok tersebut meningkat 19 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2014 dengan jumlah wisatawan mencapai 539.371 orang.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: